DKPP Bandung Gencarkan GPM Jelang Ramadhan: Jaga Stabilitas Harga Pangan
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bandung meningkatkan frekuensi Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk menstabilkan harga bahan pokok menjelang Ramadhan 2025, dengan subsidi dan distribusi yang difasilitasi Bank Indonesia.

Jelang Ramadhan 1446 H/2025, Pemerintah Kota Bandung berupaya menjaga stabilitas harga bahan pokok. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bandung meningkatkan frekuensi Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk memastikan keterjangkauan pangan bagi masyarakat. Program ini akan digelar lebih intensif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dengan target 32 kali kegiatan di berbagai lokasi, terutama permukiman padat penduduk.
Intensifikasi GPM: Langkah Antisipasi Lonjakan Harga
Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, menjelaskan bahwa biasanya GPM hanya digelar dua kali sebulan. Namun, menjelang Ramadhan 2025, frekuensi ditingkatkan menjadi empat kali sebulan. Langkah ini merupakan antisipasi terhadap potensi kenaikan harga bahan pokok yang sering terjadi menjelang bulan suci Ramadhan. Gin Gin menekankan pentingnya menjaga daya beli masyarakat agar tetap stabil.
"Jelang Ramadhan tahun 2025 ini kita akan menggelar GPM sebanyak empat kali. Biasanya dalam kondisi normal hanya dua kali per bulan, namun kali ini lebih intensif," ujar Gin Gin dalam keterangannya di Bandung, Jumat (14/2).
Kerjasama dan Subsidi untuk Harga Terjangkau
Salah satu kunci keberhasilan GPM adalah kerjasama dengan Bank Indonesia. Bank Indonesia memfasilitasi distribusi dan pengangkutan bahan pangan, sehingga biaya logistik dapat ditekan. Selain itu, setiap komoditas dalam GPM mendapatkan subsidi sebesar Rp1.000 hingga Rp2.000, sehingga harga jualnya jauh lebih murah dibandingkan harga pasar.
"Kami bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk memfasilitasi distribusi dan pengangkutan pangan. Dengan subsidi ini, harga pangan bisa lebih murah dibanding harga pasar," tambah Gin Gin.
Komoditas Pangan yang Disubsidi
Berbagai komoditas pangan penting tersedia dalam GPM dengan harga yang lebih terjangkau. Beberapa di antaranya adalah beras medium lokal (Rp12.400/kg), telur ayam (Rp25.000/kg), minyak goreng premium (Rp17.000/liter), ayam negeri (Rp29.000/ekor), cabai rawit (Rp57.000/kg), dan bawang merah (Rp25.000/kg). Harga-harga tersebut jauh lebih rendah daripada harga pasar umum.
Edukasi Ketahanan Pangan
GPM tidak hanya sekadar menyediakan bahan pangan murah, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat. Dalam program ini, DKPP Kota Bandung juga membagikan bibit sayuran gratis untuk mendorong masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah mereka. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemandirian pangan masyarakat dan mengurangi ketergantungan pada pasar.
"Ini bagian dari edukasi agar masyarakat bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan," jelas Gin Gin.
Harapan dan Dampak Positif
Dengan adanya GPM yang lebih intensif, DKPP Kota Bandung berharap masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan berkualitas dengan harga terjangkau. Program ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat, terutama menjelang bulan suci Ramadhan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk melindungi masyarakat dari potensi gejolak ekonomi.
Program GPM ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Kota Bandung, khususnya dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang Ramadhan.