DPR Desak Perketat Pengawasan Armada Haji-Umrah Usai Kecelakaan Maut di Arab Saudi
Kecelakaan bus jamaah umrah di Arab Saudi menewaskan 6 WNI, mendorong DPR meminta pengawasan ketat armada haji dan umrah untuk mencegah insiden serupa.

Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus jamaah umrah Indonesia di Arab Saudi pada Kamis (20/3) pukul 13.30 WAS, mengakibatkan enam warga negara Indonesia (WNI) meninggal dunia. Peristiwa nahas ini terjadi di jalan raya Mekkah-Madinah, ketika sebuah mobil jip tiba-tiba menyalip bus yang membawa 20 penumpang, termasuk dua muthawif dan perwakilan agen perjalanan. Akibatnya, benturan keras tak terhindarkan, menyebabkan kedua kendaraan terguling dan terbakar. Tragedi ini mendorong Anggota Komisi VIII DPR, Abdul Fikri Faqih, untuk mendesak peningkatan pengawasan armada transportasi jamaah haji dan umrah.
Anggota DPR yang akrab disapa Fikri ini menyampaikan keprihatinannya dan menyerukan perlunya pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi armada transportasi, khususnya bus yang digunakan untuk mengangkut jamaah haji dan umrah. Hal ini mencakup bus penjemputan dari bandara, serta bus 'sholawat' yang mengantar jemput jamaah ke Masjidil Haram dan Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Fikri menekankan pentingnya memastikan keselamatan jamaah selama perjalanan ibadah mereka.
"Penting untuk melakukan pemeriksaan ulang terhadap kondisi seluruh armada, khususnya bus yang mengangkut jamaah haji kita, baik itu bus penjemputan dari bandara maupun bus sholawat yang mengantar jemput jemaah dari dan ke Masjidil Haram serta Armina," tegas Fikri kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (22/3). Ia juga menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya para korban dan mengajak masyarakat Indonesia untuk mendoakan mereka. "Mari kita semua berdoa agar para jamaah yang wafat diterima Allah SWT dan mendapat kemuliaan di sisi-Nya," ujarnya.
Perketat Seleksi dan Pengawasan Awak Bus
Selain pemeriksaan kondisi armada, Fikri juga menekankan pentingnya seleksi ulang dan pengecekan komitmen para awak bus. Menurutnya, keselamatan jamaah harus menjadi prioritas utama. "Seleksi ulang atau cek komitmen para awak bus agar mengutamakan keselamatan jamaah karena mereka Dhuyufur Rahman, tamu Allah yang mesti kita muliakan dan dilayani dengan baik," ujar Fikri. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa mendatang dan memastikan kenyamanan serta keamanan para jamaah selama menjalankan ibadah.
Fikri berharap langkah-langkah pengawasan yang lebih ketat ini dapat segera diimplementasikan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama serta Badan Penyelenggara Haji. Dengan demikian, diharapkan dapat meminimalisir risiko kecelakaan dan memastikan keselamatan jamaah haji dan umrah Indonesia di Arab Saudi.
Kecelakaan ini juga menyoroti perlunya peningkatan koordinasi dan kerjasama antara pihak terkait, termasuk pemerintah Indonesia, otoritas Arab Saudi, dan penyelenggara perjalanan haji dan umrah. Kerjasama yang solid sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan para jamaah selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.
Kronologi Kecelakaan dan Imbauan
Berdasarkan keterangan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, kecelakaan bermula ketika sebuah mobil jip tiba-tiba menyalip bus yang membawa 20 penumpang. Akibatnya, terjadi benturan keras yang menyebabkan kedua kendaraan terguling dan terbakar. Enam jamaah umrah meninggal dunia, sementara penumpang lainnya mengalami luka-luka dan mendapatkan perawatan medis.
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dan keamanan jamaah haji dan umrah. Pemerintah Indonesia perlu memastikan seluruh aspek perjalanan ibadah, termasuk transportasi, terjamin keamanannya. Selain itu, peningkatan kesadaran dan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas juga perlu ditekankan kepada seluruh pihak yang terlibat.
Fikri juga menyampaikan harapannya agar keluarga korban diberikan ketabahan dan para korban luka segera pulih. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan keselamatan dan kelancaran ibadah para jamaah yang masih berada di Arab Saudi. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk senantiasa memprioritaskan keselamatan jamaah.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama dan instansi terkait perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan armada dan pelatihan pengemudi untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Prioritas utama adalah keselamatan dan kenyamanan para jamaah yang menjalankan ibadah di Tanah Suci.