Dua Hakim Pemberi Vonis Bebas Ronald Tannur Bersaksi di Sidang Kasus Zarof Ricar
Dua hakim nonaktif yang membebaskan Ronald Tannur menjadi saksi dalam sidang mantan pejabat MA, Zarof Ricar, terkait dugaan suap dan gratifikasi dalam penanganan perkara tersebut.

Jakarta, 3 Maret 2024 (ANTARA) - Sidang pemeriksaan mantan pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada Senin, menghadirkan dua saksi kunci: Erintuah Damanik dan Mangapul, dua hakim nonaktif Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Keduanya sebelumnya terlibat dalam pemberian vonis bebas kepada terpidana pembunuhan, Ronald Tannur, sebuah kasus yang kini menjadi pusat perhatian dalam persidangan ini. Sidang tersebut dipimpin oleh Hakim Ketua Rosihan Juhriah Rangkuti, dan dihadiri juga oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Agung.
Selain bersaksi untuk Zarof Ricar, Erintuah dan Mangapul juga memberikan kesaksian untuk terdakwa penasihat hukum Ronald Tannur, Lisa Rachmat, dan ibunda Ronald Tannur, Meirizka Widjaja Tannur. Kehadiran mereka sebagai saksi menunjukkan kaitan erat antara kasus vonis bebas Ronald Tannur dengan dugaan suap dan gratifikasi yang melibatkan Zarof Ricar.
Kasus ini bermula dari pengajuan status saksi pelaku yang bekerja sama (justice collaborator) oleh Erintuah dan Mangapul terkait dugaan suap dalam vonis bebas Ronald Tannur. Keduanya menyatakan kesiapan untuk diperiksa kapanpun dibutuhkan dalam persidangan. Hal ini semakin memperkuat dugaan adanya praktik korupsi dalam sistem peradilan.
Kasus Dugaan Suap dan Gratifikasi Zarof Ricar
Erintuah dan Mangapul bersaksi dalam kasus dugaan pemufakatan jahat berupa pembantuan suap dalam penanganan perkara Ronald Tannur di tingkat kasasi (tahun 2024) dan gratifikasi yang diterima Zarof Ricar selama menjabat di MA (tahun 2012-2022). Zarof Ricar didakwa melakukan pemufakatan jahat untuk memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim sebesar Rp5 miliar, serta menerima gratifikasi senilai Rp915 miliar dan emas seberat 51 kilogram.
Dugaan pemufakatan jahat ini melibatkan Zarof Ricar dan penasihat hukum Ronald Tannur, Lisa Rachmat, dengan tujuan menyuap Hakim Ketua MA Soesilo dalam perkara Ronald Tannur di tingkat kasasi pada tahun 2024. Skandal ini mengguncang kepercayaan publik terhadap integritas peradilan di Indonesia.
Jaksa penuntut umum juga menghadirkan saksi lain, Agus Sarjono, seorang karyawan swasta. Peran Agus Sarjono dalam kasus ini masih belum terungkap secara rinci, namun kehadirannya menunjukkan luasnya investigasi yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung.
Dakwaan Terhadap Zarof Ricar
Atas perbuatannya, Zarof Ricar disangkakan melanggar Pasal 6 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 12 B juncto Pasal 15 jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001. Pasal-pasal tersebut mengatur tentang tindak pidana korupsi, termasuk pemufakatan jahat dan penerimaan gratifikasi.
Sidang ini menjadi sorotan publik karena melibatkan sejumlah tokoh penting dalam sistem peradilan Indonesia. Hasil dari persidangan ini diharapkan dapat memberikan keadilan dan transparansi dalam penegakan hukum, serta mengembalikan kepercayaan publik terhadap integritas peradilan.
Kesaksian Erintuah dan Mangapul menjadi kunci penting dalam mengungkap jaringan korupsi yang diduga terjadi. Perkembangan selanjutnya dari persidangan ini akan terus dipantau dan dilaporkan.
Proses hukum yang sedang berlangsung ini diharapkan dapat mengungkap seluruh fakta dan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.