Fakta Menarik Ekspor Unggulan Kalsel: Udang dan Arwana Tembus Jepang, Karantina-Bea Cukai Perkuat Sinergi
Balai Karantina dan Bea Cukai Banjarmasin bersinergi menggali dan mempercepat potensi ekspor unggulan Kalimantan Selatan yang meliputi produk perikanan, tumbuhan, dan hewan.

Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Banjarmasin telah menjalin kolaborasi strategis. Pertemuan ini bertujuan untuk menggali lebih dalam potensi tiga jenis komoditas ekspor unggulan dari Kalsel yang memiliki peluang besar menembus pasar internasional.
Inisiatif ini diambil pada 28 Juli di Banjarmasin, dengan fokus pada penguatan sinergi antarlembaga. Kepala Karantina Kalsel, Erwin AM Dabuke, menekankan pentingnya pertukaran data dan informasi lalu lintas komoditas, serta penyelarasan prosedur pengawasan bersama. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat layanan terkait National Logistics Ecosystem (NLE) demi kelancaran arus barang.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mendorong perekonomian Kalsel melalui sektor ekspor. Dengan mengidentifikasi dan memfasilitasi komoditas unggulan, diharapkan dapat tercipta peluang pasar baru serta peningkatan nilai tambah bagi produk-produk lokal Kalimantan Selatan.
Sinergi Kuatkan Arus Barang dan Perlindungan Sumber Daya
Kepala Karantina Kalsel, Erwin AM Dabuke, mengungkapkan bahwa sinergi antar-instansi, termasuk dengan Bea Cukai, sangat krusial dalam memperkuat tugas perkarantinaan. Hal ini meliputi pengawasan dan percepatan layanan ekspor, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada iklim investasi dan perdagangan di Kalimantan Selatan.
Dalam pertemuan dengan Kepala Bea Cukai Banjarmasin, Tonny Riduan P. Simorangkir, Karantina Kalsel menyampaikan harapan agar kedua instansi dapat terus mendorong potensi komoditas unggulan daerah. Selain itu, komitmen untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat dan mudah kepada para pelaku usaha menjadi prioritas utama. Ini bertujuan untuk memangkas birokrasi dan meningkatkan efisiensi proses ekspor.
Kedua instansi tersebut menegaskan komitmen mereka untuk mendukung kelancaran arus barang serta upaya perlindungan sumber daya alam hayati di Indonesia, khususnya di wilayah Kalsel. Perlindungan ini penting untuk memastikan keberlanjutan pasokan komoditas ekspor dan menjaga keanekaragaman hayati lokal dari ancaman hama atau penyakit.
Potensi Ekspor Unggulan Kalsel: Perikanan, Hewan, dan Tumbuhan
Karantina Kalsel memaparkan data komoditas unggulan ekspor yang menunjukkan potensi besar bagi perekonomian daerah. Data dari Best Trust, sistem informasi karantina, pada Semester I 2025 menunjukkan kontribusi signifikan dari berbagai sektor.
Sektor perikanan menjadi salah satu penyumbang terbesar dengan total volume ekspor mencapai 147,7 ton dan 423.658 ekor, menghasilkan nominal lebih dari Rp35,8 miliar. Komoditas utama seperti udang beku dan ikan arwana berhasil menembus pasar Jepang dan Inggris. Sementara itu, kepiting, belut, dan ikan betutu hidup memiliki pasar utama di Tiongkok dan Malaysia, menunjukkan keragaman tujuan ekspor produk perikanan Kalsel.
Dari komoditas hewan, sarang burung walet menjadi satu-satunya komoditas unggulan yang tercatat dengan volume lebih dari 1 ton, mencapai nominal Rp15,9 miliar. Hongkong menjadi tujuan utama pengiriman sarang burung walet ini, mengindikasikan tingginya permintaan dari pasar tersebut.
Sektor tumbuhan juga menunjukkan performa yang sangat baik, dengan karet lempengan mendominasi frekuensi ekspor hingga 145 kali. Komoditas ekspor lainnya mencakup produk turunan kelapa sawit, kayu lapis, damar batu, dan daun sena. Secara keseluruhan, volume ekspor sektor tumbuhan mencapai lebih dari 175 ribu ton dengan total nominal fantastis mencapai Rp2,75 triliun.
Erwin AM Dabuke menyimpulkan bahwa data ekspor dari ketiga jenis komoditas ini membuktikan bahwa Provinsi Kalsel memiliki potensi ekspor yang sangat besar dan beragam. Potensi ini memerlukan dorongan berkelanjutan melalui sinergi dari berbagai pihak, mulai dari tingkat daerah hingga pusat, untuk memaksimalkan kontribusinya terhadap ekonomi nasional.