Fakta Menarik Kendari 'Kota Lulo': Pemkot Tanam 500 Pohon Penanaman Mangrove, Cegah Abrasi Pesisir
Pemerintah Kota Kendari melakukan penanaman mangrove sebanyak 500 pohon untuk mencegah abrasi dan menjaga ekosistem pesisir. Simak dampaknya bagi 'Kota Lulo'!

Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), baru-baru ini melaksanakan aksi penanaman 500 pohon mangrove di Kelurahan Bungkutoko, Kecamatan Nambo. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya menjaga ekosistem pesisir serta mencegah terjadinya abrasi di wilayah tersebut. Kegiatan ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Mangrove Sedunia, menunjukkan komitmen pemerintah daerah terhadap kelestarian lingkungan.
Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, menyampaikan bahwa 500 pohon mangrove tersebut ditanam di lahan seluas 400 meter persegi di bibir pantai. Lokasi penanaman ini dipilih secara strategis untuk memberikan dampak maksimal dalam perlindungan garis pantai. Siska juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian pohon-pohon mangrove yang telah ditanam agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pelaksanaan penanaman mangrove ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari jajaran forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) Kota Kendari, akademisi, hingga pemerhati lingkungan dan tokoh masyarakat. Kolaborasi lintas sektor ini menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan, khususnya ekosistem mangrove, adalah tanggung jawab bersama. Diharapkan, sinergi ini dapat terus berlanjut untuk keberlanjutan program lingkungan di Kendari.
Pentingnya Penanaman Mangrove bagi Lingkungan Pesisir
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Kendari, Erlis Sadya Kencana, menegaskan bahwa tanaman mangrove memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Fungsi utamanya adalah sebagai benteng alami yang efektif dalam mencegah abrasi pantai. Akar-akar mangrove yang kuat mampu menahan gelombang laut dan erosi tanah, sehingga melindungi daratan dari kerusakan.
Selain sebagai penahan abrasi, hutan mangrove juga merupakan habitat penting bagi berbagai jenis fauna laut. Ekosistem ini menjadi tempat berkembang biak dan mencari makan bagi ikan, udang, kepiting, serta berbagai hewan laut lainnya. Keberadaan mangrove secara signifikan meningkatkan keanekaragaman hayati di wilayah pesisir, mendukung keberlanjutan sumber daya perikanan lokal.
Erlis menambahkan bahwa pelestarian mangrove bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Kesadaran kolektif terhadap pentingnya ekosistem ini akan memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan. Edukasi dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga kelestarian hutan mangrove di masa depan.
Kolaborasi Lintas Sektor dalam Pelestarian Mangrove Kendari
Kegiatan penanaman 500 pohon mangrove di Kendari menjadi contoh nyata kolaborasi lintas sektor yang efektif. Keterlibatan Forkopimda, akademisi, pemerhati lingkungan, dan tokoh masyarakat menunjukkan komitmen bersama untuk isu lingkungan. Sinergi ini memperkuat upaya pemerintah dalam mencapai target pelestarian lingkungan yang lebih luas.
Akademisi dan pemerhati lingkungan memberikan dukungan pengetahuan serta pengalaman dalam pemilihan jenis mangrove yang tepat dan teknik penanaman yang efektif. Sementara itu, tokoh masyarakat berperan penting dalam menggerakkan partisipasi warga sekitar. Keterlibatan berbagai pihak ini menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama terhadap kelestarian lingkungan.
Inisiatif seperti penanaman mangrove ini tidak hanya berdampak pada lingkungan fisik, tetapi juga membangun kesadaran kolektif. Dengan melibatkan berbagai lapisan masyarakat, program pelestarian lingkungan menjadi lebih berkelanjutan dan memiliki dukungan yang kuat. Diharapkan, kegiatan serupa dapat terus digalakkan di berbagai wilayah lain di Indonesia.