Fakta Menarik Penurunan Stunting: Pemkab Pasaman Barat Siapkan Tim Pemantauan Balita untuk Data Akurat
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat siapkan tim pemantauan balita guna memastikan data stunting akurat, setelah berhasil menurunkan angka prevalensi secara signifikan. Bagaimana strategi mereka?

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, menunjukkan komitmen serius dalam upaya penurunan angka stunting di wilayahnya. Untuk mencapai target tersebut, sebuah tim khusus telah dibentuk dan siap melakukan pemantauan pertumbuhan serta perkembangan balita secara intensif mulai bulan Agustus ini. Langkah strategis ini diharapkan dapat memperkuat basis data yang akurat sebagai fondasi kebijakan.
Persiapan pembentukan tim ini telah melalui rapat koordinasi yang dipimpin oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pasaman Barat, Sifrowati Yulianto. Pertemuan penting tersebut berlangsung di Aula Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Pasaman Barat pada Jumat, 1 Agustus. Keseriusan semua pihak menjadi kunci utama kesuksesan program pemantauan ini.
Pemantauan balita ini tidak hanya melibatkan personel dari tingkat kabupaten, tetapi juga melibatkan camat, wali nagari, jorong, puskesmas, serta para kader posyandu di seluruh Pasaman Barat. Kolaborasi lintas sektor ini bertujuan untuk memastikan cakupan pemantauan yang luas dan data yang komprehensif, mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi masalah gizi buruk dan stunting secara efektif.
Pentingnya Data Akurat dalam Penanganan Stunting
Kualitas data memegang peranan krusial dalam perumusan kebijakan daerah, khususnya terkait penanganan stunting. Pelaksana tugas Kepala Bappelitbangda Pasaman Barat, Ikhwanri, menekankan pentingnya data yang terpercaya dan pengentrian yang benar pada aplikasi elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM). Data ini akan menjadi dasar utama pengambilan keputusan dan intervensi yang tepat sasaran.
TP PKK Pasaman Barat juga berharap agar para petugas dan kader posyandu memiliki kiat khusus untuk menarik partisipasi sasaran, seperti pemberian door prize atau bantuan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kehadiran balita di posyandu, sehingga data yang terkumpul lebih representatif dan akurat. Keberhasilan program sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat.
Selain itu, data yang terkumpul dari e-PPGBM akan disandingkan dengan data lain seperti Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dari Kemenko PMK dan data Ibu Hamil (e-Kohor). Integrasi data ini memungkinkan identifikasi balita dan ibu hamil dengan status miskin, sehingga penanganan dapat dilakukan secara lebih terfokus dan komprehensif. Pendekatan ini memastikan tidak ada data yang terlewatkan dalam upaya penanganan stunting.
Capaian Signifikan Penurunan Stunting di Pasaman Barat
Pasaman Barat telah menunjukkan progres positif dalam menurunkan angka prevalensi stunting. Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Pasaman Barat pada tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 3,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 29,7 persen menjadi 26,6 persen. Ini merupakan indikasi awal keberhasilan upaya yang telah dilakukan.
Bahkan, data terbaru dari e-PPGBM per Februari 2025 menunjukkan penurunan yang lebih drastis, dengan angka prevalensi stunting mencapai 13,33 persen. Capaian signifikan ini adalah hasil dari kerja keras dan kolaborasi yang baik antara berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, fasilitas kesehatan, hingga masyarakat dan kader posyandu.
Meskipun angka stunting menunjukkan penurunan, Pasaman Barat masih menghadapi tantangan dengan adanya 202 balita stunting yang berstatus miskin. Selain itu, terdapat 344 ibu hamil dengan status miskin yang juga memerlukan perhatian khusus. Data-data ini, yang diperoleh dari sanding data P3KE, e-PPGBM, dan e-Kohor, menjadi fokus utama untuk penanganan lebih lanjut guna memastikan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.