Sukses Tekan Stunting, Tiga Kabupaten di Papua Barat Raih Penghargaan
Teluk Bintuni, Kaimana, dan Teluk Wondama di Papua Barat meraih penghargaan atas keberhasilannya menurunkan angka stunting, ditandai dengan penurunan prevalensi sebesar 3,4 persen.

Manokwari, 14 Mei 2024 - Provinsi Papua Barat menorehkan prestasi membanggakan dalam upaya penurunan angka stunting. Tiga kabupaten, yaitu Teluk Bintuni, Kaimana, dan Teluk Wondama, berhasil meraih penghargaan atas kinerja pelaksanaan delapan aksi konvergensi percepatan penurunan prevalensi stunting tahun 2024. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, dan Wakil Gubernur, Mohamad Lakotani, pada acara musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) rencana kerja pemerintah daerah 2026 di Manokwari, Rabu lalu.
Capaian ini merupakan hasil kerja keras pemerintah daerah dalam mengimplementasikan program percepatan penurunan stunting. Penyerahan penghargaan ini menandai keberhasilan nyata dalam upaya menekan angka stunting di Papua Barat. Prestasi ini diharapkan dapat memotivasi kabupaten lain untuk terus berupaya menurunkan angka stunting di wilayahnya.
Prestasi tersebut juga tak lepas dari kerja keras berbagai pihak, termasuk pemerintah provinsi yang memberikan dukungan penuh. Penurunan angka stunting ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Papua Barat, khususnya bagi anak-anak di masa pertumbuhan.
Keberhasilan Implementasi Delapan Aksi Konvergensi
Plt Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Papua Barat, Deassy D Tetelepta, menyampaikan apresiasi atas kinerja pemerintah kabupaten yang telah berhasil melaksanakan delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting. Keberhasilan ini tercermin dari penurunan prevalensi balita stunting di Papua Barat sebesar 3,4 persen, dari 28 persen pada tahun 2023 menjadi 24,6 persen pada tahun 2024, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).
Deassy menjelaskan bahwa penilaian pelaksanaan delapan aksi konvergensi di tingkat kabupaten dilakukan oleh tim dari provinsi. Delapan aksi konvergensi tersebut meliputi analisis situasi stunting, penyusunan rencana kerja, rembuk stunting, regulasi soal stunting, pembinaan kader, sistem manajemen data, cakupan sasaran dan publikasi data, serta evaluasi. Proses penilaian ini dilakukan setiap tahun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 dan Peraturan Gubernur Papua Barat Nomor 17 Tahun 2022.
Pemerintah provinsi menargetkan penurunan prevalensi stunting sekitar 2,5 persen setiap tahunnya. "Pemerintah provinsi berharap setiap tahun, prevalensi balita stunting bisa turun kurang lebih 2,5 persen," ujar Deassy.
Sebagai bentuk dukungan lebih lanjut, pemerintah provinsi juga memberikan bantuan tujuh unit komputer jinjing atau laptop kepada tujuh kabupaten di Papua Barat. Bantuan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penginputan data balita stunting melalui aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM).
Tantangan dan Solusi Akselerasi Penurunan Stunting
Deassy mengakui bahwa penginputan data stunting melalui aplikasi EPPGM masih belum berjalan optimal. "Hal tersebut dipengaruhi penginputan data balita stunting melalui aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM) belum berjalan sesuai ekspektasi karena berbagai faktor," jelasnya. Oleh karena itu, bantuan laptop diharapkan dapat meningkatkan akurasi data dan mencapai target 80 persen penginputan data.
Dengan data yang lebih akurat, pemerintah dapat melakukan perencanaan dan intervensi yang lebih tepat sasaran dalam upaya menurunkan angka stunting. Target tersebut penting untuk menghitung prevalensi stunting secara akurat, bukan hanya mengandalkan hasil survei. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menggunakan data sebagai dasar pengambilan keputusan dalam program penurunan stunting.
Keberhasilan tiga kabupaten ini diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi kabupaten lain di Papua Barat untuk meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan program penurunan stunting. Dengan kolaborasi dan kerja keras semua pihak, diharapkan prevalensi stunting di Papua Barat dapat terus menurun dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Ke depannya, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi akan menjadi kunci keberhasilan dalam percepatan penurunan angka stunting di Papua Barat. Hal ini akan memastikan bahwa intervensi yang dilakukan tepat sasaran dan efektif dalam jangka panjang.
Dengan komitmen dan kerja keras yang berkelanjutan, Papua Barat optimistis dapat mencapai target penurunan stunting dan mewujudkan generasi muda yang sehat dan berkualitas.