DPRD Sulbar Kunjungi Bali: Belajar Strategi Ampuh Tekan Stunting
DPRD Sulawesi Barat dan OPD terkait melakukan kunjungan kerja ke Bali untuk mempelajari strategi penurunan stunting dan pemberdayaan perempuan, menargetkan penurunan angka stunting di Sulbar.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) beserta beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bali pada awal pekan lalu. Kunjungan ini bertujuan mempelajari strategi efektif Bali dalam menurunkan angka stunting dan memberdayakan perempuan. Hal ini penting dilakukan karena Sulbar ingin menurunkan angka stunting yang masih tinggi. Kunjungan tersebut melibatkan Ketua DPRD Sulbar, Amalia Fitri, dan perwakilan dari Dinas Kesehatan serta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB).
Kunjungan kerja ini diinisiasi oleh DPRD Sulbar sebagai langkah proaktif dalam mencari solusi untuk permasalahan stunting di daerahnya. Angka stunting di Sulbar masih tergolong tinggi, sehingga dibutuhkan strategi dan inovasi baru untuk menekan angka tersebut. Dengan mempelajari keberhasilan Bali dalam menurunkan angka stunting, diharapkan Sulbar dapat mengadaptasi strategi tersebut dan menerapkannya di daerahnya sendiri.
Provinsi Bali dipilih sebagai rujukan karena keberhasilannya dalam menekan angka stunting hingga tujuh persen pada tahun 2023. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai 21 persen. Dengan mempelajari strategi Bali, diharapkan DPRD Sulbar dapat merumuskan kebijakan yang lebih efektif dan efisien dalam upaya penurunan angka stunting di Sulawesi Barat.
Strategi Bali dalam Penurunan Stunting
Pertemuan pertama dilaksanakan di Kantor Dinas Sosial P3A Bali, di mana rombongan DPRD Sulbar disambut oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial P3A Bali, Luh Hety Veronika. Diskusi difokuskan pada strategi penurunan angka stunting dan program pemberdayaan perempuan. Dinas Sosial P3A Bali memaparkan beberapa strategi kunci, antara lain program pendidikan pernikahan wajib, sosialisasi kesehatan intensif, pemberdayaan perempuan melalui pelatihan pengolahan hasil pertanian, dan sinergi antar pemangku kepentingan.
Salah satu kunci keberhasilan Bali adalah adanya OPD khusus yang menangani isu sosial budaya, serta pendekatan unik melalui desa adat dalam mendukung program pembangunan masyarakat. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dan kearifan lokal dalam program penurunan stunting.
Selanjutnya, rombongan melanjutkan kunjungan ke Kantor Dinas Kesehatan Bali, dan diterima oleh dr. Komang yang mewakili Kepala Dinas Kesehatan Bali. Pertemuan ini membahas secara spesifik upaya penanggulangan stunting oleh Dinas Kesehatan Bali. Dijelaskan bahwa prevalensi stunting di Bali mengalami penurunan signifikan sejak 2018 hingga 2023, bahkan beberapa kabupaten telah berhasil menekan angka stunting di bawah 20 persen.
Berbagai program inovatif telah diimplementasikan, termasuk penggerakan aksi gizi di masyarakat, pemberdayaan ibu hamil, dan pengoptimalan fungsi Posyandu. Sosialisasi gizi dan kesehatan di sekolah-sekolah, pemberian suplemen gizi, serta kolaborasi lintas sektor juga menjadi kunci keberhasilan program ini.
Adopsi Strategi dan Inovasi
Ketua DPRD Sulbar, Amalia Fitri, menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dan informasi berharga yang diberikan oleh Pemprov Bali. Ia berharap, kunjungan kerja ini akan memberikan wawasan baru bagi Sulbar dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif untuk menurunkan angka stunting. Strategi dan inovasi yang terbukti berhasil di Bali diharapkan dapat diadopsi dan diadaptasi untuk diterapkan di Sulbar.
Kunjungan kerja ini menekankan pentingnya pembelajaran antar daerah dalam mengatasi masalah stunting. Dengan saling berbagi pengalaman dan strategi, diharapkan upaya penurunan stunting di Indonesia dapat lebih efektif dan terarah. Semoga strategi-strategi yang dipelajari dari Bali dapat diterapkan secara efektif di Sulbar dan berkontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan Sulbar dapat mencapai target penurunan angka stunting dan mewujudkan masyarakat yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing. Pembelajaran dari keberhasilan Bali menjadi langkah penting dalam mencapai tujuan tersebut.