Fakta Menarik: Politeknik STTT Bandung Perkuat Digitalisasi SDM, Adaptasi Industri 4.0 dan Targetkan 500 Mahasiswa Baru
Politeknik STTT Bandung terus berinovasi, menyelaraskan kurikulum dengan Industri 4.0 dan menargetkan 500 mahasiswa baru per tahun untuk SDM tekstil kompeten.

Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung terus melakukan transformasi digital dan penguatan sistem pendidikan. Langkah ini diambil untuk menjawab tantangan era Industri 4.0 yang semakin kompleks. Mereka berupaya memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) industri tekstil yang sangat kompeten di masa depan.
Direktur Politeknik STTT Bandung, R Arief Dewantom, menjelaskan bahwa kurikulum telah diselaraskan. Ini termasuk penguatan materi pembelajaran di semester 5 dan 6 yang fokus pada transformasi digital. Upaya ini dilakukan secara bertahap demi mempersiapkan mahasiswa mampu mengimbangi perubahan di dunia industri yang begitu pesat.
Selain kurikulum, infrastruktur dan sarana pendukung juga diperbarui secara signifikan. Pengadaan mesin dan alat produksi berbasis teknologi terkini menjadi prioritas utama. Dukungan penuh datang dari Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) untuk modernisasi fasilitas ini.
Penyelarasan Kurikulum dan Infrastruktur untuk Industri 4.0
Pengembangan teknologi menuju Industri 4.0 menjadi fokus utama Politeknik STTT Bandung. Kurikulum di semester 5 dan 6 telah diarahkan secara spesifik pada transformasi digital, memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa. Hal ini memastikan lulusan memiliki kompetensi yang relevan dengan tuntutan industri modern.
Investasi dalam pengembangan fasilitas terus dilakukan, meskipun secara bertahap, untuk mendukung proses pembelajaran. Politeknik STTT Bandung terus memperbarui infrastruktur dan sarana pendukung, termasuk pengadaan mesin dan alat produksi berbasis teknologi terkini. Ini adalah bagian integral dari komitmen mereka terhadap pendidikan vokasi berkualitas.
Dukungan dari Kementerian Perindustrian melalui BPSDMI sangat luar biasa dalam proses modernisasi ini. Politeknik STTT Bandung diberikan akses untuk mendapatkan peralatan pendukung pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan industri. Kolaborasi ini memperkuat posisi STTT Bandung sebagai pusat pendidikan tekstil terkemuka.
Target Peningkatan Mahasiswa dan Kesiapan SDM Industri
Untuk menjawab kebutuhan SDM industri yang terus meningkat, Politeknik STTT Bandung menargetkan peningkatan jumlah penerimaan mahasiswa. Mulai tahun 2025, mereka menargetkan 500 mahasiswa per tahun, naik dari sebelumnya yang berkisar 350-375 mahasiswa. Ini merupakan bagian dari upaya melahirkan generasi muda yang siap terjun ke dunia industri.
Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Masrokhan, mengapresiasi kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke STTT Bandung. Kunjungan ini dinilai sebagai bentuk dukungan nyata terhadap penguatan pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi adalah pilar utama pembangunan SDM industri nasional.
Kemenperin saat ini memiliki 13 politeknik dan 9 SMK yang seluruhnya diarahkan untuk mendidik tenaga kerja industri. Lulusan dari institusi ini diharapkan kompeten, siap kerja, dan mampu bersaing secara global. Masrokhan menegaskan bahwa lulusan mereka selama ini langsung diserap oleh industri.
Oleh karena itu, Kemenperin mengajak generasi muda untuk tidak ragu bergabung di sekolah tinggi industri di bawah Kemenperin. SDM yang dihasilkan insya-Allah berkualitas dan langsung terpakai di dunia kerja. Ini menunjukkan komitmen Kemenperin dalam mencetak tenaga ahli yang dibutuhkan industri.