Fakta Unik: Koperasi Desa Jadi Ujung Tombak, Kementerian Koperasi dan BPS Genjot Sinkronisasi Data Desa untuk Entaskan Kemiskinan
Kementerian Koperasi dan BPS serius lakukan Sinkronisasi Data Desa, langkah strategis untuk percepat pengentasan kemiskinan melalui Koperasi Desa Merah Putih. Bagaimana dampaknya?

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenKopUKM) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) tengah gencar melakukan sinkronisasi data desa. Langkah ini diambil sebagai upaya strategis untuk mempercepat program pengentasan kemiskinan di seluruh pelosok negeri. Fokus utama adalah melalui peran vital Koperasi Desa Merah Putih.
Inisiatif penting ini dimulai pada Rabu, 7 Agustus, dengan tujuan memberikan landasan data yang kuat bagi pengembangan koperasi di tingkat desa. Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa ketersediaan data akurat menjadi kunci. Data ini akan membantu koperasi mengidentifikasi potensi dan merancang program efektif.
Sinkronisasi data ini tidak hanya berfokus pada angka kemiskinan, tetapi juga profil lengkap setiap desa. Informasi ini sangat krusial agar Koperasi Desa Merah Putih dapat berfungsi sebagai ujung tombak ekonomi. Mereka diharapkan mampu memberikan dampak sosial nyata bagi masyarakat.
Peran Strategis Sinkronisasi Data bagi Koperasi Desa
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, menjelaskan bahwa sinkronisasi data desa merupakan langkah awal yang krusial. Data ini memungkinkan koperasi desa untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi yang ada di wilayahnya. Ini adalah fondasi bagi keberlanjutan program-program mereka.
Koperasi Desa Merah Putih diharapkan dapat memberikan dampak sosial yang nyata. Dampak tersebut mencakup pengurangan angka kemiskinan dan pemangkasan rantai distribusi yang panjang. Ini akan menciptakan efisiensi ekonomi di tingkat lokal.
Kementerian Koperasi dan BPS akan melakukan studi mendalam terkait data desa di seluruh Indonesia. Studi ini mencakup kondisi kemiskinan di setiap desa, yang sangat penting. Informasi ini akan digunakan oleh pengelola koperasi untuk merancang arah bisnis mereka secara tepat sasaran.
Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, menambahkan bahwa profil desa sangat dibutuhkan oleh koperasi. Data ini membantu mengidentifikasi potensi pembangunan lokal secara akurat. Selain itu, data ini juga penting untuk memastikan penyaluran komoditas strategis bersubsidi tepat sasaran.
Data BPS dan Kontribusi Koperasi dalam Pengentasan Kemiskinan
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menegaskan bahwa BPS telah memiliki data penting terkait profil desa nasional. Data ini mencakup statistik kemiskinan di tingkat desa yang sangat rinci. Informasi ini menjadi dasar kuat untuk analisis dan perencanaan program.
Menurut data BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2025 tercatat 23,85 juta jiwa. Angka ini menunjukkan penurunan dari 24,06 juta jiwa pada September 2024. Sementara itu, penduduk miskin ekstrem berjumlah 2,38 juta jiwa, turun 0,40 juta jiwa dibandingkan Maret 2024.
Dengan adanya aliran data dari koperasi, BPS akan mampu mencatat kontribusi Koperasi Desa Merah Putih terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Ini akan memberikan gambaran jelas mengenai dampak positif koperasi. Data ini juga akan membantu mengukur efektivitas program pengentasan kemiskinan.
Program Koperasi Desa Merah Putih sendiri telah diluncurkan secara resmi oleh Presiden Prabowo Subianto. Peluncuran ini dilakukan di Klaten, Jawa Tengah, pada 21 Juli, dengan target sekitar 80 ribu koperasi desa di seluruh Indonesia. Koperasi ini diharapkan menjadi pusat layanan ekonomi dan sosial di masyarakat desa.