Fantastis! Digitalisasi Pembayaran Pajak Bali Tembus Rp6,45 Triliun di Semester I 2025
Kantor Perwakilan BI Bali mencatat capaian impresif digitalisasi pembayaran pajak Bali sebesar Rp6,45 triliun pada semester I 2025. Bagaimana detail dominasi pembayaran digital ini?

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali mengumumkan capaian signifikan dalam digitalisasi pembayaran pajak daerah. Hingga paruh pertama tahun 2025, total pembayaran pajak yang tercatat melalui kanal digital mencapai angka fantastis Rp6,45 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan adopsi sistem pembayaran non-tunai di Pulau Dewata.
Capaian impresif ini didominasi oleh metode pembayaran semi digital dan digital, yang secara kolektif menyumbang sebagian besar dari total pendapatan pajak. Perkembangan ini sejalan dengan upaya pemerintah dan Bank Indonesia untuk mendorong inklusi keuangan serta efisiensi dalam sistem pembayaran. Transformasi ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi wajib pajak dan meningkatkan transparansi.
Kepala Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan bahwa dominasi pembayaran digital dan semi digital ini merupakan indikator positif. Data ini juga mencerminkan kesiapan masyarakat Bali dalam mengadopsi teknologi untuk transaksi keuangan. Inovasi ini menjadi pilar penting dalam mewujudkan ekosistem pembayaran yang modern dan terintegrasi di seluruh wilayah.
Dominasi Pembayaran Digital dan Semi Digital
Rincian data menunjukkan bahwa pembayaran pajak pada semester I-2025 terbagi dalam beberapa kategori. Pembayaran secara semi digital mencapai Rp3,1 triliun, sementara pembayaran digital murni tercatat sebesar Rp3,26 triliun. Selain itu, pembayaran melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) juga memberikan kontribusi signifikan, mencapai Rp27,86 miliar.
Perbandingan dengan tahun sebelumnya memperlihatkan tren peningkatan yang konsisten dalam digitalisasi pembayaran pajak. Sepanjang tahun 2024, pembayaran pajak semi digital mencapai Rp6,70 triliun, sedangkan pembayaran digital murni tercatat Rp5,15 triliun. Penggunaan QRIS pada tahun 2024 juga telah mencapai Rp132,88 miliar, menunjukkan pertumbuhan pesat adopsi metode ini.
Komposisi pembayaran pajak daerah di Bali pada semester I-2025 secara jelas didominasi oleh cara digital, dengan persentase mencapai 50,61 persen. Hal ini menegaskan bahwa masyarakat dan pelaku usaha semakin terbiasa menggunakan kanal digital untuk memenuhi kewajiban pajaknya. Tren positif ini mendukung visi pemerintah untuk mewujudkan transaksi non-tunai yang lebih masif.
Peningkatan Digitalisasi Retribusi dan QRIS
Tidak hanya pajak, digitalisasi juga merambah pembayaran pendapatan daerah lainnya, seperti retribusi. Selama enam bulan pertama tahun ini, pembayaran retribusi sebagian besar dilakukan secara semi digital, yaitu sebesar 69,26 persen. Sementara itu, 28,84 persen dilakukan secara digital, dan 1,38 persen menggunakan kode batang (barcode).
Nominal pembayaran retribusi melalui digitalisasi mencapai Rp907 miliar, dengan Rp11,47 miliar di antaranya menggunakan skema transaksi cepat melalui QRIS. Ini menunjukkan bahwa digitalisasi pembayaran tidak hanya terbatas pada pajak, tetapi juga meluas ke berbagai jenis pendapatan daerah. Adopsi teknologi ini memberikan kemudahan dan efisiensi bagi pemerintah daerah dan masyarakat.
Kinerja penggunaan QRIS oleh pelaku usaha di Bali juga mencatatkan pertumbuhan yang impresif. Perwakilan Bank Indonesia di Bali melaporkan bahwa pada semester pertama 2025, sebanyak 996,3 ribu gerai usaha telah menggunakan QRIS, menunjukkan pertumbuhan 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Total volume transaksi mencapai 64 juta kali, dengan jumlah pengguna mencapai 1,1 juta orang, meningkat enam persen dari tahun sebelumnya.
Dominasi penggunaan QRIS terlihat jelas pada sektor usaha mikro, yang menyumbang hampir 56 persen dari total penggunaan. Namun, sebaran volume transaksi QRIS masih terkonsentrasi di wilayah Bali Selatan, yaitu 91,5 persen di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan. Ini menunjukkan potensi besar untuk ekspansi digitalisasi ke wilayah lain di Bali.