Harga Cengkih di Simeulue Tembus Rp100.000 per Kilogram!
Harga cengkih di Simeulue, Aceh, melonjak hingga Rp100.000 per kilogram, sementara harga pinang justru anjlok; petani berharap pemerintah menjaga kestabilan harga.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Harga cengkih di Kabupaten Simeulue, Aceh, melonjak drastis hingga mencapai Rp100.000 per kilogram pada tanggal 13 Mei 2023. Kenaikan ini dikonfirmasi oleh Lukman, seorang agen pengumpul hasil perkebunan di Simeulue. Penyebab kenaikan harga belum dijelaskan secara pasti, namun Lukman menyebutkan harga ditentukan oleh agen di Medan, Sumatera Utara, dan agen Simeulue menyesuaikannya. Kenaikan ini memberikan angin segar bagi petani cengkih di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Kenaikan harga cengkih ini berbanding terbalik dengan harga pinang yang justru mengalami penurunan drastis. Sebelumnya, harga pinang kering mencapai Rp11.000 per kilogram, kini anjlok menjadi Rp7.000 per kilogram. Petani, seperti Biyong, berharap pemerintah dapat menjaga kestabilan harga cengkih agar kesejahteraan mereka tetap terjaga.
Lukman juga menjelaskan bahwa harga cengkih basah dibeli dengan harga yang jauh lebih rendah, berkisar antara Rp35.000 hingga Rp40.000 per bambu (setara dua liter). Perbedaan harga yang signifikan antara cengkih kering dan basah ini menunjukkan pentingnya proses pengeringan untuk meningkatkan nilai jual komoditas tersebut.
Harga Cengkih Tembus Rp100.000, Pinang Justru Anjlok
Kenaikan harga cengkih hingga Rp100.000 per kilogram di Simeulue disambut positif oleh para petani. Harga ini naik dari harga sebelumnya yang berkisar di angka Rp80.000-an. Lukman, agen pembeli hasil perkebunan, menyebutkan bahwa harga cengkih kering bahkan berpotensi naik lebih tinggi lagi jika kualitasnya benar-benar kering.
Kondisi ini memberikan harapan baru bagi perekonomian masyarakat Simeulue, terutama bagi para petani cengkih yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian daerah tersebut. Kenaikan harga ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
Namun, di sisi lain, harga pinang kering justru mengalami penurunan yang cukup signifikan. Penurunan harga ini tentu menjadi pukulan bagi petani pinang di Simeulue yang sebelumnya menikmati harga jual yang lebih tinggi.
Para petani berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian serius terhadap fluktuasi harga komoditas pertanian ini dan berupaya untuk menjaga kestabilan harga agar petani tidak dirugikan.
Ketergantungan pada Agen Medan dan Harapan Petani
Lukman menjelaskan bahwa harga cengkih dan pinang di Simeulue sangat bergantung pada harga yang ditetapkan oleh agen di Medan, Sumatera Utara. Agen pengumpul di Simeulue hanya menyesuaikan harga yang ditentukan oleh agen di Medan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran agen dalam menentukan harga komoditas pertanian di daerah tersebut.
Sistem penentuan harga ini membuat petani di Simeulue menjadi rentan terhadap fluktuasi harga di pasar nasional. Mereka berharap adanya intervensi pemerintah untuk melindungi petani dari gejolak harga yang dapat merugikan mereka.
Biyong, seorang petani cengkih di Simeulue, mengungkapkan harapannya agar harga cengkih yang tinggi ini dapat bertahan lama. Ia juga berharap pemerintah Kabupaten Simeulue dapat menjaga kestabilan harga cengkih agar tidak mengalami penurunan drastis seperti yang terjadi pada komoditas pinang.
Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan dan perlindungan kepada petani agar mereka dapat menikmati hasil kerja keras mereka dengan harga yang stabil dan menguntungkan.
Profil Kabupaten Simeulue
Kabupaten Simeulue, yang terletak di Samudera Hindia sekitar 180 mil laut dari pesisir barat Sumatera, merupakan wilayah kepulauan terluar Provinsi Aceh. Daerah ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat sejak tahun 1999.
Simeulue memiliki 10 kecamatan dan 138 gampong (desa) dengan jumlah penduduk sekitar 98.000 jiwa. Mayoritas penduduk Simeulue menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, khususnya perkebunan cengkih dan pinang.
Dengan kondisi geografisnya yang unik dan ketergantungan ekonomi pada sektor pertanian, Simeulue membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah untuk menjaga stabilitas harga komoditas pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Fluktuasi harga cengkih dan pinang di Simeulue menjadi bukti betapa pentingnya peran pemerintah dalam menjaga stabilitas harga komoditas pertanian dan melindungi petani dari gejolak pasar. Harapan para petani agar pemerintah dapat menjaga kestabilan harga cengkih dan mencegah penurunan drastis seperti yang terjadi pada pinang, perlu mendapatkan perhatian serius.