HIPMI Dorong Optimalisasi Konsumsi dan Investasi untuk Pacu Ekonomi Nasional
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mendorong strategi baru untuk mengoptimalkan konsumsi masyarakat dan investasi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat.

Jakarta, 9 Mei 2025 - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2025 sebesar 4,87 persen menjadi sorotan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Ketua Umum BPP HIPMI, Akbar Himawan Buchari, menilai angka tersebut sebagai sinyal perlunya strategi baru yang lebih efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya melalui peningkatan konsumsi dan investasi. HIPMI menekankan pentingnya langkah-langkah luar biasa yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
Konsumsi rumah tangga (PKRT) yang hanya tumbuh 4,89 persen di kuartal I 2025, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya (4,91 persen), menjadi perhatian utama. Meskipun kontribusinya masih signifikan (54,53 persen dari PDB), penurunan ini menunjukkan perlunya intervensi untuk kembali menjadikan konsumsi sebagai penggerak utama perekonomian. Akbar Himawan Buchari menyatakan, "Jika dicermati, faktor konsumsi menjadi biang kerok capaian ini." Lebih mengkhawatirkan lagi, pertumbuhan pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) hanya mencapai 3,07 persen, jauh di bawah pertumbuhan 24,14 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan aktivitas konsumsi, baik dari rumah tangga maupun lembaga nonprofit, berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. HIPMI melihat fenomena penurunan perputaran uang selama Idul Fitri sebagai indikator bahwa masyarakat membutuhkan lebih banyak peluang ekonomi agar daya belinya meningkat. "Artinya, masyarakat memang tidak memegang uang. Kalaupun ada, ya sedikit. Sehingga mereka menahan untuk membelanjakannya. Tanpa momen Lebaran, sudah pasti ekonomi kuartal I 2025 tumbuh lebih lambat dari 4,87 persen," jelas Akbar.
Strategi Penguatan Konsumsi dan Investasi
HIPMI mendorong beberapa strategi untuk mengoptimalkan konsumsi dan investasi. Penguatan daya beli masyarakat menjadi kunci utama. Hal ini dapat dicapai melalui penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak melalui program-program produktif dan inklusif. Reformasi regulasi dan perbaikan iklim investasi juga dianggap krusial untuk menarik investor baru dan memperkuat kinerja pelaku usaha yang sudah ada. Percepatan belanja strategis pemerintah juga dinilai penting untuk memberikan stimulus ekonomi dan menjaga momentum pertumbuhan.
Akbar Himawan Buchari menekankan pentingnya realokasi sumber daya program jangka pendek yang berdampak langsung pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya beli. "Saat ini, yang lebih diutamakan adalah realokasi sumber daya program berorientasi jangka pendek yang berdampak langsung bagi penciptaan lapangan kerja dan daya beli masyarakat. Percepatan belanja Pemerintah menjadi harga mati untuk menstimulus ekonomi," tegasnya.
HIPMI percaya bahwa dengan mengoptimalkan konsumsi dan investasi melalui langkah-langkah konkret dan terarah, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat kembali ke jalur yang lebih baik. Langkah-langkah tersebut antara lain meliputi reformasi regulasi yang lebih pro-bisnis, peningkatan akses pembiayaan bagi UMKM, dan pengembangan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
Peran Pemerintah dalam Menstimulus Ekonomi
Pemerintah memiliki peran penting dalam menstimulus ekonomi melalui percepatan belanja strategis. Hal ini akan memberikan suntikan dana ke sektor riil dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pemerintah juga perlu fokus pada program-program yang meningkatkan daya beli masyarakat, seperti program bantuan sosial yang tepat sasaran dan program pelatihan vokasi untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja.
Pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta juga ditekankan. Kerjasama yang erat akan menciptakan sinergi yang efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. HIPMI siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk mewujudkan strategi yang telah diusulkan, demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Kesimpulannya, HIPMI mendorong strategi komprehensif yang berfokus pada penguatan konsumsi dan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Realokasi sumber daya, reformasi regulasi, dan percepatan belanja pemerintah merupakan langkah-langkah kunci yang perlu segera diimplementasikan.