IFG Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Capai 5 Persen, Sektor Asuransi Berperan Penting
Indonesia Financial Group (IFG) optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 bisa mencapai 5 persen. Apa saja faktor pendorong dan peran sektor asuransi?

PT Indonesia Financial Group (IFG), holding asuransi dan penjaminan milik negara, menunjukkan optimisme tinggi terhadap prospek ekonomi nasional. Mereka memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 dapat mencapai angka 5 persen secara tahunan. Proyeksi ini muncul setelah ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan solid sebesar 5,12 persen pada kuartal kedua tahun ini.
Berdasarkan riset dari IFG Progress, pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 diperkirakan berada dalam rentang 4,7 hingga 5,0 persen. Meskipun tantangan inflasi masih membayangi, perbaikan neraca perdagangan dan peningkatan belanja publik menjadi pendorong utama. Keputusan Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga acuan menjadi 5,25 persen pada Juli 2025 juga diharapkan memberikan stimulus positif.
Sekretaris Perusahaan IFG, Denny S. Adji, dalam keterangan tertulisnya pada Minggu lalu, menegaskan peran krusial sektor asuransi dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi signifikan dari sektor jasa keuangan dan asuransi menjadi bukti nyata. Hal ini menunjukkan ketahanan sektor tersebut di tengah tantangan geopolitik global dan dampak perubahan iklim.
Kontribusi Signifikan Sektor Asuransi terhadap PDB
Sektor jasa keuangan dan asuransi telah memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Data menunjukkan bahwa sektor ini menyumbang 0,13 poin persentase terhadap pertumbuhan PDB nasional. Angka ini mencerminkan peran vital industri keuangan dalam menggerakkan roda perekonomian.
Secara lebih spesifik, subsektor asuransi dan dana pensiun sendiri menyumbang 0,05 poin persentase dari total kontribusi tersebut. Kontribusi ini menunjukkan bahwa industri asuransi bukan hanya penyedia proteksi, tetapi juga salah satu pilar penting dalam struktur ekonomi. Peran ini semakin menonjol di tengah dinamika ekonomi global.
Denny S. Adji menekankan bahwa data tersebut menggarisbawahi peran positif sektor asuransi meskipun dihadapkan pada tantangan geopolitik global. Selain itu, dampak perubahan iklim juga menjadi faktor yang perlu diantisipasi. Sektor ini mampu menunjukkan resiliensi dan adaptabilitas yang tinggi.
IFG sebagai holding asuransi berkomitmen untuk terus memperkuat peran ini. Melalui berbagai inisiatif strategis, IFG berupaya meningkatkan penetrasi asuransi dan literasi keuangan di masyarakat. Hal ini diharapkan dapat memperbesar kontribusi sektor asuransi di masa mendatang.
Strategi Penguatan Industri Asuransi Nasional
Untuk memperkuat fondasi dan peran strategisnya, IFG menyerukan sinergi di antara seluruh pelaku industri asuransi nasional. Denny S. Adji menyatakan bahwa industri harus memperkuat perannya dalam menghadapi tantangan geopolitik global. Hal ini termasuk membuka peluang pertumbuhan baru bagi sektor asuransi di Indonesia.
Sebagai wujud komitmen tersebut, IFG turut berpartisipasi aktif dalam Indonesia Professional Insurance Forum (IPIF) 2025. Forum ini diselenggarakan oleh Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI). Keikutsertaan IFG menunjukkan dedikasi terhadap pengembangan industri.
Acara tersebut menjadi platform penting bagi para pelaku industri untuk bertukar wawasan dan strategi. Diskusi difokuskan pada cara mengatasi risiko geopolitik yang dapat memengaruhi industri asuransi. Pertukaran ide ini sangat krusial untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan.
Denny Adji menambahkan bahwa IFG senantiasa mendukung forum-forum yang membahas isu-isu krusial bagi keberlanjutan sektor asuransi. Melalui acara seperti IPIF 2025, IFG bertujuan membantu memperkuat tata kelola risiko. Selain itu, inovasi adaptif juga didorong dalam menghadapi ketidakpastian global.
Partisipasi IFG mencerminkan visinya sebagai holding BUMN yang berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Mereka juga berupaya meningkatkan kolaborasi dengan regulator, asosiasi profesional, dan pemangku kepentingan industri lainnya. Sinergi ini diharapkan menciptakan ekosistem asuransi yang lebih kuat dan adaptif.