IHSG Menguat 0,22 Persen! Sentimen Positif dari Asia dan Surplus Neraca Pembayaran Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,22 persen ke posisi 6.803,00, didorong sentimen positif dari bursa regional Asia dan surplus neraca pembayaran Indonesia.

Jakarta, 21 Februari 2025 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Jumat sore ini. Penguatan IHSG mencapai 14,96 poin atau 0,22 persen, sehingga indeks berada di posisi 6.803,00. Kenaikan ini sejalan dengan penguatan bursa saham di kawasan Asia. Penguatan IHSG ini menjawab pertanyaan apa yang terjadi, kapan terjadi (Jumat, 21 Februari 2025), di mana terjadi (BEI), dan mengapa terjadi (karena sentimen positif eksternal dan internal).
Kenaikan IHSG juga diikuti penguatan indeks LQ45, yang naik 5,11 poin atau 0,65 persen ke posisi 775,68. Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya menyatakan bahwa penguatan IHSG ini didukung oleh sentimen eksternal dan internal. Hal ini menjelaskan bagaimana IHSG mampu menguat di tengah kondisi pasar global yang dinamis. Sentimen positif ini menjadi katalis utama pendorong kenaikan IHSG.
Penguatan IHSG menunjukkan optimisme pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia. Kinerja positif ini diharapkan dapat berlanjut dan memberikan dampak positif bagi investor dan perekonomian nasional secara keseluruhan. Hal ini juga menunjukkan kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang cukup kuat.
Sentimen Positif dari Bursa Regional Asia
Penguatan bursa saham regional Asia memberikan dampak positif terhadap IHSG. Pasar merespons positif kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta kebijakan moneter yang diterapkan oleh China. Presiden AS Donald Trump menyatakan kemungkinan kesepakatan perdagangan baru dengan China, yang mengurangi ketegangan perang dagang. "Kesepakatan perdagangan baru dengan China mungkin saja terjadi," kata Presiden Trump, menunjukkan prospek yang lebih positif bagi hubungan kedua negara.
Meskipun detail kesepakatan belum diungkapkan, pernyataan ini cukup signifikan untuk meningkatkan sentimen pasar. Optimisme terhadap hubungan dagang AS-China berdampak positif pada pasar saham global, termasuk di Asia. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan internasional yang harmonis sangat berpengaruh terhadap stabilitas pasar keuangan.
Bank sentral China (PBOC) juga mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya hingga Februari 2025. Suku bunga pinjaman satu tahun tetap di 3,1 persen, dan suku bunga pinjaman lima tahun di 3,6 persen. Keputusan ini bertujuan untuk mendukung perekonomian China di tengah fluktuasi nilai tukar Yuan dan kebijakan perdagangan AS.
Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
Dari sisi domestik, Bank Indonesia (BI) melaporkan surplus neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV-2024 sebesar 7,9 miliar dolar AS. Angka ini meningkat dibandingkan surplus kuartal sebelumnya yang sebesar 5,9 miliar dolar AS. Surplus NPI ini memperkuat ketahanan eksternal Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Surplus NPI menunjukkan kekuatan fundamental ekonomi Indonesia. Hal ini memberikan keyakinan kepada investor bahwa Indonesia memiliki daya tahan yang kuat terhadap guncangan eksternal. Kondisi ini menjadi salah satu faktor pendorong kepercayaan investor untuk berinvestasi di pasar saham Indonesia.
Kondisi surplus NPI ini juga menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia cukup resilien terhadap berbagai tantangan global. Hal ini menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas ekonomi makro Indonesia.
Pergerakan IHSG Sepanjang Perdagangan
IHSG dibuka dengan pelemahan, namun kemudian bergerak ke teritori positif hingga penutupan sesi pertama. Pada sesi kedua, IHSG tetap berada di zona hijau hingga penutupan perdagangan. Empat sektor menguat, dipimpin sektor teknologi (6,69 persen), diikuti transportasi (0,46 persen) dan properti (0,33 persen). Tujuh sektor lainnya mengalami penurunan, dengan sektor barang konsumen primer turun paling dalam (0,55 persen).
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar antara lain ELIT, MORA, POLU, CCSI, dan DWGL. Sebaliknya, saham-saham yang melemah terbesar adalah BTEK, MDRN, KOTA, EGGE, dan SKBM. Frekuensi perdagangan mencapai 1.039.000 transaksi, dengan volume 12,73 miliar lembar saham senilai Rp8,12 triliun. Tercatat 253 saham naik, 313 saham turun, dan 389 saham tidak bergerak.
Bursa saham regional Asia juga menunjukkan penguatan, antara lain Indeks Nikkei (0,06 persen), Shanghai (0,27 persen), Kuala Lumpur (0,56 persen), dan Straits Times (0,75 persen). Penguatan bursa regional ini semakin memperkuat sentimen positif yang mendorong penguatan IHSG.
Secara keseluruhan, penguatan IHSG pada perdagangan Jumat ini didorong oleh sentimen positif dari bursa regional Asia dan surplus neraca pembayaran Indonesia. Kondisi ini menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat dan daya tahan terhadap ketidakpastian global.