INASAR Butuh Percepat Tanggap Bencana Internasional: Golden Time Penyelamatan Jadi Kunci
Kepala Basarnas soroti pentingnya kecepatan respons pengiriman tim INASAR ke lokasi bencana internasional agar tetap efektif dalam masa penyelamatan emas, usul perlu adanya fleksibilitas dalam pengambilan keputusan dan anggaran.

Jakarta, 6 Mei 2024 - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Mohamad Syafi’i, menekankan urgensi peningkatan kecepatan respons pemerintah dalam pengiriman Tim Indonesia Search and Rescue (INASAR) ke lokasi bencana internasional. Hal ini disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Selasa (6/5). Kecepatan respons ini dinilai krusial untuk memaksimalkan peluang penyelamatan korban bencana.
Apresiasi internasional terhadap kinerja INASAR di berbagai lokasi bencana, seperti Turki dan Myanmar, menjadi bukti kapabilitas tim Indonesia. Namun, Syafi’i mengakui masih terdapat kelemahan dalam hal kecepatan waktu keberangkatan. Menurutnya, waktu tanggap yang cepat sangat penting, mengingat 'golden time' penyelamatan korban bencana sangat terbatas.
"Dalam konteks kedaruratan, golden time sangat krusial. Diharapkan paling lambat 10 jam sejak permintaan, kami sudah bergerak. Karena sebelum 72 jam pertama peluang menyelamatkan korban masih tinggi," ujar Kepala Basarnas Mohamad Syafi’i.
Perbaikan Koordinasi dan Pembiayaan INASAR
Syafi’i menjelaskan bahwa keterlambatan pengiriman personel INASAR ke luar negeri selama ini bukan disebabkan oleh lemahnya respons tim, melainkan karena proses koordinasi dan pembiayaan yang belum terintegrasi. Proses yang berbelit dan birokrasi yang panjang menghambat kecepatan gerak INASAR.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Kepala Basarnas mengusulkan agar Basarnas diberikan kewenangan untuk langsung bergerak berdasarkan permintaan internasional tanpa harus menunggu keputusan dari berbagai kementerian. Sistem yang lebih fleksibel dan responsif dinilai sangat diperlukan dalam situasi darurat bencana.
Ia mencontohkan, Basarnas telah terbiasa merespons cepat bencana di dalam negeri berkat keberadaan 45 kantor SAR yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, berbeda halnya dengan penugasan internasional yang masih bergantung pada keputusan dan anggaran dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Kami tidak mempermasalahkan dari mana anggarannya, tapi kami perlu jaminan agar bisa langsung bergerak ketika diperlukan. Ini penting untuk menjaga maruah dan standar internasional,” tegas Syafi’i.
Dukungan DPR dan Pemerintah untuk INASAR
Mohamad Syafi’i berharap dukungan penuh dari DPR dan pemerintah, baik dalam hal kebijakan maupun alokasi anggaran. Dukungan ini sangat penting untuk memastikan Indonesia tetap memiliki reputasi sebagai negara yang siap membantu dunia dalam situasi bencana. Kecepatan dan efektivitas INASAR dalam misi internasional akan semakin memperkuat citra positif Indonesia di mata dunia.
Dengan peningkatan kecepatan respons dan efisiensi sistem, INASAR diharapkan dapat lebih optimal dalam menjalankan tugas kemanusiaan internasional, menyelamatkan lebih banyak nyawa, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang peduli terhadap bencana global. Hal ini juga akan meningkatkan kredibilitas Indonesia dalam kerjasama internasional di bidang penanggulangan bencana.
Perbaikan sistem ini tidak hanya akan meningkatkan efektivitas INASAR, tetapi juga akan menunjukkan komitmen Indonesia terhadap prinsip kemanusiaan dan kerja sama global dalam menghadapi bencana.