Indonesia Siap Jadi Juru Damai Konflik India-Pakistan
Menlu RI menyatakan kesiapan Indonesia menjadi mediator konflik India-Pakistan, sejalan dengan amanat UUD 1945 untuk mewujudkan perdamaian dunia, menyusul meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

Jakarta, 16 Mei 2024 - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, menyatakan kesiapan Indonesia untuk berperan sebagai juru damai dalam konflik India-Pakistan jika diminta. Pernyataan ini disampaikan Menlu Sugiono di Jakarta pada Jumat lalu, merespon meningkatnya ketegangan antara kedua negara yang bertetangga tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan sebagai bentuk komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia, sesuai amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 45).
Menlu Sugiono menekankan bahwa langkah Indonesia akan selalu sejalan dengan konstitusi. "Konstitusi UUD 45 mengamanatkan Indonesia untuk aktif mewujudkan perdamaian dunia," tegasnya. Ia menambahkan, "Kami juga, jika diminta apapun yang sifatnya menciptakan perdamaian dunia, kami ikut aktif. Itu saja," jawab Menlu Sugiono saat ditanya mengenai kemungkinan Indonesia menjadi juru damai konflik India-Pakistan.
Indonesia berharap agar ketegangan antara India dan Pakistan dapat segera mereda. Pemerintah Indonesia mendorong kedua negara untuk duduk bersama dan mencari solusi damai. "Kami berharap agar konflik yang terjadi dapat segera mereda, karena perang dimana pun oleh siapa pun itu tidak akan membawa manfaat," ujar Menlu Sugiono.
Indonesia Dorong Perdamaian India-Pakistan
Presiden Prabowo Subianto, dalam berbagai kesempatan, telah mendorong negara-negara yang berkonflik untuk mencari titik temu, bekerja sama, dan berkolaborasi demi kesejahteraan masyarakat masing-masing negara. Hal ini sejalan dengan harapan Indonesia agar konflik India-Pakistan dapat diselesaikan secara damai. "Jadi, ya kami berharap ketegangan tidak berlanjut," kata Menlu Sugiono.
Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat setelah militer India melancarkan Operasi Sindoor pada 7 Mei, menargetkan lokasi yang disebut New Delhi sebagai 'sembilan lokasi teroris' di Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan. Operasi ini diluncurkan sebagai respons atas serangan teroris di dekat Pahalgam, Jammu dan Kashmir, India, pada 22 April yang dituduhkan kepada Pakistan.
India mengklaim Operasi Sindoor melumpuhkan 70 teroris tanpa menyerang fasilitas militer Pakistan. Namun, Pakistan melaporkan lebih dari 30 orang tewas dan 57 luka-luka. Pakistan pun melancarkan serangan balasan, menargetkan 26 titik vital militer India, termasuk pangkalan udara di Jammu dan Kashmir dan beberapa lokasi di India. Pakistan juga mengklaim telah menembak jatuh beberapa jet tempur India.
Gencatan Senjata Sementara
Saat ini, India dan Pakistan telah sepakat untuk gencatan senjata sementara, menghentikan seluruh operasi militer di laut, udara, dan darat sejak Sabtu, 10 Mei 2024, pukul 17.00 waktu setempat. Gencatan senjata ini merupakan langkah positif, namun masih perlu upaya lebih lanjut untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
Peran Indonesia sebagai juru damai potensial didasarkan pada komitmen negara terhadap perdamaian dunia dan pengalamannya dalam menyelesaikan konflik regional. Kesiapan Indonesia ini diharapkan dapat membantu meredakan ketegangan dan mendorong dialog konstruktif antara India dan Pakistan, demi terciptanya perdamaian yang langgeng di kawasan tersebut.
Meskipun gencatan senjata telah disepakati, tetap dibutuhkan upaya diplomasi intensif untuk menyelesaikan akar permasalahan konflik dan membangun kepercayaan antara kedua negara. Indonesia, dengan pengalamannya dalam mediasi konflik, berpotensi memainkan peran penting dalam proses perdamaian ini.
Semoga upaya-upaya perdamaian yang dilakukan dapat membuahkan hasil positif dan membawa stabilitas serta kesejahteraan bagi masyarakat India dan Pakistan.