Jatim Siap Dukung Swasembada Pangan Nasional, Produksi Beras Tertinggi!
Jawa Timur, sebagai penghasil beras tertinggi di Indonesia sejak 2020, memastikan kesiapannya mendukung swasembada pangan nasional dengan produksi beras mencapai 5,4 juta ton pada tahun 2024 dan berbagai program inovatif.
![Jatim Siap Dukung Swasembada Pangan Nasional, Produksi Beras Tertinggi!](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/110024.438-jatim-siap-dukung-swasembada-pangan-nasional-produksi-beras-tertinggi-1.jpg)
Jawa Timur konsisten menjadi lumbung padi nasional. Gubernur Khofifah Indar Parawansa menegaskan komitmen Jawa Timur untuk mendukung swasembada pangan nasional, terutama beras. Hal ini disampaikan setelah BPS merilis data produksi beras Jawa Timur tahun 2024 mencapai 5,4 juta ton, menempatkan provinsi ini di posisi puncak sebagai penghasil beras tertinggi di Indonesia.
Konsistensi Jawa Timur sebagai Penghasil Beras Tertinggi
Khofifah menekankan bahwa pencapaian ini bukan hal yang tiba-tiba. Jawa Timur telah konsisten menduduki posisi teratas sebagai penghasil beras nasional selama lima tahun berturut-turut, sejak tahun 2020 hingga 2024. Produksi beras Jawa Timur pada tahun 2020 mencapai 5,74 juta ton, 2021 (5,65 juta ton), 2022 (5,5 juta ton), dan 2023 (5,61 juta ton). Kenaikan dan konsistensi ini menunjukkan kerja keras para petani dan insan pertanian Jawa Timur.
Sukses ini tidak lepas dari semangat dan dedikasi para petani. Mereka telah bekerja keras meningkatkan produktivitas padi, didukung oleh berbagai inovasi dan teknologi pertanian.
Dukungan Teknologi dan Inovasi Pertanian
Khofifah menjelaskan beberapa faktor kunci keberhasilan ini. Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti transplanter, traktor modern, dan combine harvester, telah mampu mengurangi kehilangan hasil panen selama proses pengolahan. Optimalisasi sistem irigasi dan inovasi sistem pertanian lainnya juga berperan penting dalam meningkatkan produktivitas.
Total produksi beras Indonesia pada tahun 2024 mencapai 30,6 juta ton. Jawa Timur, Jawa Tengah (5,1 juta ton), dan Jawa Barat (5 juta ton) berkontribusi lebih dari 50,4 persen terhadap total produksi nasional. Ketiga provinsi ini menjadi tulang punggung ketahanan pangan beras Indonesia.
Target Swasembada Pangan dan Program Mendukung
Jawa Timur siap mendukung target Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mencapai panen 32 juta ton pada tahun 2025, guna mewujudkan Indonesia bebas impor beras. Luas penanaman padi di Jawa Timur diproyeksikan meningkat menjadi 193.419 hektare pada Maret 2025.
Khofifah optimistis Jawa Timur akan terus memperkuat ketahanan pangan nasional dan berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga beras di Indonesia. Untuk periode kepemimpinan keduanya, Khofifah telah menyiapkan program-program unggulan yang mendukung ketahanan pangan.
Program Unggulan Jawa Timur untuk Ketahanan Pangan
Salah satu program andalan adalah "Jatim Agro", yang di dalamnya terdapat program "Youth Agrifuture-Hub". Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan memfasilitasi dan mendorong petani muda, khususnya generasi Z dan milenial. Selain itu, program "Jatim Agro-Hub" atau Lumbung Pangan akan memastikan ketersediaan pangan yang cukup di Jawa Timur.
Dengan berbagai upaya dan komitmen yang kuat, Jawa Timur siap menjadi pilar utama dalam mewujudkan swasembada pangan nasional. Kolaborasi antara pemerintah, petani, dan teknologi modern menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia.
"Insya Allah, Jatim siap untuk mendukung semangat dan upaya untuk swasembada pangan nasional, terutama beras. Sejauh ini Jatim surplus untuk beras. Dan, kalau melihat data di tahun 2024, ada 12 provinsi di Indonesia yang surplus beras atau produksinya lebih tinggi dibanding kebutuhan konsumsinya, termasuk Jawa Timur," kata Khofifah.