Jawa Timur Resmi Raih Status ODF 100 Persen: Sukses Bebas Buang Air Besar Sembarangan
Jawa Timur resmi menyandang status ODF 100 persen, menjadi provinsi kelima di Indonesia yang bebas dari kebiasaan buang air besar sembarangan, sebuah pencapaian luar biasa dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.

Provinsi Jawa Timur menorehkan prestasi membanggakan dalam upaya peningkatan kesehatan lingkungan. Pada Jumat, 9 Mei 2024, Jawa Timur secara resmi dikukuhkan sebagai provinsi kelima di Indonesia yang mencapai status Open Defecation Free (ODF) 100 persen. Pengukuhan ini menandai keberhasilan total dalam memberantas kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) di seluruh wilayah provinsi tersebut. Proses verifikasi dilakukan oleh Tim Verifikator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Nasional Kementerian Kesehatan RI, dipimpin oleh dr. Then Suyanti.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan rasa syukur atas pencapaian ini. "Alhamdulillah, Jawa Timur dikukuhkan menjadi provinsi layak ODF 100 persen. Artinya, tidak ada lagi masyarakat Jawa Timur yang buang air besar sembarangan," ujarnya dalam keterangan resmi. Deklarasi Jawa Timur ODF 100 persen dilakukan di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Surabaya, menandai selesainya proses verifikasi terhadap delapan kabupaten/kota terakhir yang mencapai target ODF.
Namun, Gubernur Khofifah menekankan bahwa status ODF bukanlah akhir dari perjuangan. Status ini justru menjadi awal komitmen untuk mempertahankan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan. Perubahan perilaku masyarakat, menurutnya, merupakan kunci utama keberhasilan program ODF. BABS sebelumnya berkontribusi signifikan terhadap peningkatan penyakit akibat sanitasi buruk, termasuk stunting.
Perubahan Perilaku dan Pengaruhnya terhadap Stunting
Khofifah menjelaskan lebih lanjut dampak positif ODF terhadap penurunan angka stunting. "ODF 100 persen akan berdampak besar dalam menekan angka stunting karena lingkungan yang bersih berpengaruh pada tumbuh kembang anak," katanya. Keberhasilan ini tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor yang solid. Gubernur Khofifah mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus menjaga sinergi ini guna melanjutkan penerapan lima pilar STBM.
Lima pilar STBM tersebut meliputi: tidak buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan makanan dan minuman, pengelolaan sampah, serta pengelolaan limbah cair rumah tangga. Dengan konsisten menerapkan lima pilar ini, diharapkan Jawa Timur dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam transformasi sanitasi di Indonesia. "Insya Allah, Jatim bisa menjadi pelopor transformasi sanitasi di Indonesia," imbuh Khofifah.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Erwin Astha Triyono, turut menyampaikan optimismenya. Pihaknya menargetkan perluasan penerapan empat pilar STBM lainnya di seluruh kabupaten/kota. "Kami bertekad melanjutkan capaian menuju sanitasi aman dan lima pilar STBM secara menyeluruh," tegasnya. Erwin berharap pencapaian ini menjadi inspirasi bagi daerah lain dan warisan berharga bagi generasi mendatang.
Langkah Selanjutnya Menuju Sanitasi Aman
Pencapaian status ODF 100 persen di Jawa Timur merupakan bukti nyata komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih. Keberhasilan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kesehatan masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada upaya penurunan angka stunting. Langkah selanjutnya adalah mempertahankan dan memperluas capaian ini dengan konsisten menerapkan lima pilar STBM di seluruh wilayah Jawa Timur.
Keberhasilan ini juga diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi provinsi lain di Indonesia untuk mencapai hal yang sama. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, Indonesia dapat mewujudkan cita-cita sanitasi yang aman dan sehat untuk seluruh warganya. Perjuangan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan tanggung jawab bersama dan harus terus dipertahankan untuk generasi mendatang.
Program ODF 100 persen ini tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur sanitasi, tetapi juga pada perubahan perilaku masyarakat. Dengan kesadaran dan komitmen bersama, diharapkan Indonesia dapat terbebas dari kebiasaan buang air besar sembarangan dan mewujudkan lingkungan yang sehat untuk generasi yang akan datang. Keberhasilan Jawa Timur ini patut diapresiasi dan ditiru oleh daerah lain di seluruh Indonesia.