Kabupaten Tasikmalaya Bentuk Unit Reaksi Cepat Atasi Wabah PMK
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya membentuk unit reaksi cepat untuk menangani wabah PMK pada ternak sapi, guna mencegah penyebaran lebih luas dan kematian ternak, dengan edukasi, vaksinasi, dan pemeriksaan kesehatan.
Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, tengah berjuang melawan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi. Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya membentuk unit reaksi cepat. Langkah ini diumumkan pada Selasa, 21 Januari 2024, sebagai respon terhadap penyebaran PMK yang terus meningkat.
Pembentukan unit reaksi cepat ini bertujuan untuk mencegah meluasnya wabah PMK dan mengurangi angka kematian ternak. Tim ini langsung bergerak ke lapangan, mengunjungi peternak sapi di berbagai wilayah. Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin, menjelaskan bahwa tim tersebut memberikan edukasi kepada peternak tentang cara penanganan dan pencegahan PMK.
Edukasi tersebut mencakup berbagai hal mulai dari vaksinasi hingga praktik kebersihan kandang yang baik. Selain edukasi, petugas juga melakukan pemeriksaan kesehatan ternak secara langsung. Deteksi dini sangat penting untuk memastikan penanganan yang cepat dan efektif, sehingga peluang ternak untuk sembuh lebih besar. Sayangnya, sosialisasi yang kurang maksimal membuat petugas harus mendatangi kandang demi kandang untuk memberikan informasi penting terkait PMK.
Tidak hanya Pemkab Tasikmalaya, Kementerian Pertanian dan Balai Veteriner juga ikut turun tangan. Mereka berkolaborasi melakukan pengecekan langsung ke lapangan, terutama di Kecamatan Cipatujah, daerah yang terdampak paling parah. Diperkirakan penyebaran PMK di wilayah ini disebabkan oleh transaksi antar peternak tanpa melalui pasar hewan yang memiliki prosedur pemeriksaan kesehatan hewan yang ketat.
Tatang Wahyudin mengungkapkan keprihatinannya terkait pembelian sapi antar peternak. "Cukup banyak dan terserang, ini patut diduga penyebarannya mungkin rekan-rekan petani atau peternak beli langsung ke antarpeternak, kalau melalui pasar kita akan cek kesehatan," katanya. Sistem pengawasan di pasar hewan setidaknya memberikan jaminan akan kesehatan ternak.
Pemerintah daerah dan pusat berkomitmen untuk terus memantau dan menangani wabah PMK. Pengecekan lapangan akan terus dilakukan untuk memastikan penyebaran virus terkendali. Langkah ini merupakan upaya untuk menjaga populasi ternak dan ketersediaan daging sapi menjelang hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
Sebagai bagian dari upaya pengendalian wabah, pasar hewan di Kabupaten Tasikmalaya ditutup selama 14 hari. Penutupan ini diharapkan dapat memutus rantai penyebaran PMK. Selain itu, Pemkab Tasikmalaya juga mengimbau peternak untuk meningkatkan sanitasi dan kebersihan kandang. Hal ini penting mengingat PMK dapat menyebar dengan cepat melalui udara.
Hingga saat ini, tercatat sebanyak 368 sapi di Kabupaten Tasikmalaya terjangkit PMK. Dari jumlah tersebut, 58 sapi terpaksa dipotong, dan 67 sapi lainnya mati. Wabah ini telah menyebar ke 17 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Pemkab Tasikmalaya berharap dengan langkah-langkah yang telah dilakukan, wabah PMK dapat segera teratasi.