Kades Kohod Dua Kali Dipanggil Bareskrim Terkait Kasus Pemalsuan Sertifikat
Kepala Desa Kohod, Arsin, telah memenuhi dua panggilan Bareskrim Polri sebagai saksi terkait kasus dugaan pemalsuan penerbitan SHGB/SHM di perairan Kabupaten Tangerang, membantah melarikan diri ke Singapura.

Kabupaten Tangerang, 15 Februari 2025 - Kepala Desa (Kades) Kohod, Arsin, telah memenuhi panggilan Bareskrim Polri sebanyak dua kali. Pemanggilan tersebut terkait kasus dugaan pemalsuan penerbitan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) di perairan Kabupaten Tangerang. Kuasa hukum Arsin, Yunihar, membenarkan hal ini dalam keterangannya di Tangerang, Sabtu lalu.
Pemanggilan dan Pemeriksaan
Menurut Yunihar, Arsin memenuhi panggilan pertama pada 6 Februari 2025 dan panggilan kedua pada 13 Februari 2025. Dalam pemeriksaan, Arsin dimintai keterangan mengenai dugaan pemalsuan dalam proses penerbitan tujuh SHM dan 263 SHGB. Yunihar menjelaskan bahwa kliennya hanya menjawab tiga pertanyaan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan memberikan keterangan sesuai dengan yang diketahuinya.
"Klien kami sangat siap mengikuti proses hukum yang sedang ditangani oleh Mabes Polri dan akan bersikap kooperatif," ujar Yunihar, menekankan kesiapan Arsin untuk bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwajib.
Ketidakhadiran Saat Penggeledahan
Yunihar juga menjelaskan alasan ketidakhadiran Arsin saat penggeledahan Bareskrim Polri pada Senin, 10 Februari 2025. Ia menyatakan bahwa pada saat itu, Arsin sedang berada di luar kota, bukan di Singapura seperti yang beredar di media sosial. "Beliau meninggalkan rumah sekitar pukul 09.30 dan sedang melakukan kegiatan di luar Desa Kohod saat penggeledahan berlangsung," jelasnya. Yunihar tegas membantah isu pelarian Kades Arsin ke Singapura.
Tuduhan Pemalsuan Sertifikat
Kasus ini berpusat pada dugaan pemalsuan dalam penerbitan sertifikat di perairan pantura Tangerang. Proses hukum masih berjalan, dan Arsin, sebagai Kades Kohod, berperan sebagai saksi kunci dalam mengungkap kebenaran di balik dugaan pemalsuan tersebut. Pihak berwenang akan terus menyelidiki kasus ini secara menyeluruh untuk memastikan keadilan ditegakkan.
Proses hukum akan terus berjalan, dan peran Arsin sebagai saksi kunci dalam mengungkap kebenaran terkait dugaan pemalsuan sertifikat ini akan terus dipantau. Kooperasi Arsin dengan pihak berwajib diharapkan dapat membantu mengungkap seluruh fakta yang terkait dalam kasus ini. Publik menantikan perkembangan lebih lanjut dari proses hukum yang sedang berlangsung.
Kesimpulan
Kasus dugaan pemalsuan SHGB/SHM di Kabupaten Tangerang terus bergulir. Kades Kohod, Arsin, telah menunjukkan kooperatifnya dengan memenuhi panggilan Bareskrim Polri. Pihak berwenang akan terus menyelidiki kasus ini untuk mengungkap kebenaran dan memastikan keadilan ditegakkan. Perkembangan selanjutnya dari kasus ini akan terus dipantau.