Kemenag Banjarbaru Libatkan Penyuluh Agama dalam Pencegahan Stunting
Kemenag Banjarbaru berkolaborasi dengan pemerintah kota untuk menurunkan angka stunting melalui sosialisasi dan edukasi keagamaan, menargetkan angka di bawah 12 persen pada 2024.

Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, tengah gencar melakukan upaya pencegahan dan penurunan kasus stunting. Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Banjarbaru turut berperan aktif dalam gerakan ini dengan melibatkan para penyuluh agama sebagai ujung tombak sosialisasi di lapangan. Langkah ini diharapkan mampu menekan angka stunting yang pada tahun 2024 tercatat sekitar 12,4 persen, angka terendah di Kalimantan Selatan.
Kepala Kemenag Kota Banjarbaru, H. Mukhlis Ridhani, menjelaskan bahwa pendekatan pencegahan stunting tidak hanya dari segi kesehatan, tetapi juga perlu dikaji dari sudut pandang agama. Beliau menekankan pentingnya upaya komprehensif dan terpadu yang melibatkan seluruh pihak, termasuk Kemenag. "Penurunan stunting memerlukan upaya yang komprehensif dan terpadu. Keterlibatan seluruh pihak, termasuk lembaganya sangat penting untuk mencapai tujuan penurunan stunting yang berkelanjutan," katanya.
Mukhlis berharap dengan dukungan Kemenag melalui para penyuluh agama, angka stunting di Banjarbaru dapat ditekan lebih rendah lagi, bahkan di bawah 12 persen. Kemenag juga mendukung Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting) dan fokus pada sosialisasi program ini kepada masyarakat, termasuk pembinaan masyarakat dan bimbingan pra nikah. Untuk memperkuat upaya ini, Kemenag Kota Banjarbaru telah melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah kota.
Peran Penyuluh Agama dalam Pencegahan Stunting
Penyuluh Agama Islam Kemenag Kota Banjarbaru, Zakiani, menjelaskan peran aktifnya dalam membangun kesadaran masyarakat tentang pencegahan stunting. Upaya ini dilakukan melalui pembinaan masyarakat dan bimbingan perkawinan. "Sebab, stunting merupakan problem yang melekat pada keluarga, sehingga kesadaran orangtua yang harus ditumbuhkan terlebih dahulu," ujarnya. Edukasi dan bimbingan difokuskan pada pendampingan ibu dan balita, pemenuhan gizi anak, serta perbaikan kualitas sanitasi dan hidup sehat.
Zakiani menambahkan bahwa pendekatan agama digunakan untuk menyampaikan pesan pencegahan stunting agar lebih mudah diterima masyarakat. Selain edukasi, pengawasan dan evaluasi juga menjadi kunci efektivitas program. Keterlibatan Kemenag dalam gerakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan keluarga yang sehat dan sejahtera.
Lebih lanjut, Zakiani menjelaskan strategi yang digunakan dalam sosialisasi. Penyuluh agama tidak hanya memberikan ceramah, tetapi juga melakukan kunjungan rumah dan diskusi kelompok untuk menjangkau masyarakat secara langsung. Materi sosialisasi disesuaikan dengan latar belakang dan pemahaman keagamaan masyarakat agar pesan pencegahan stunting tersampaikan secara efektif.
Program ini juga melibatkan tokoh agama dan masyarakat setempat untuk memperkuat pesan dan jangkauan sosialisasi. Kerja sama yang erat antara Kemenag, pemerintah kota, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam menurunkan angka stunting di Kota Banjarbaru.
Strategi Sosialisasi dan Edukasi
- Kunjungan rumah dan diskusi kelompok
- Ceramah dan penyuluhan agama
- Pemanfaatan media sosial dan teknologi informasi
- Kerja sama dengan tokoh agama dan masyarakat
Melalui pendekatan yang komprehensif dan terpadu ini, Kemenag Kota Banjarbaru optimis dapat berkontribusi signifikan dalam menurunkan angka stunting di kota tersebut. Program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pencegahan stunting dengan melibatkan sektor keagamaan.
Keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari penurunan angka stunting, tetapi juga dari peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting sejak dini. Dengan demikian, diharapkan tercipta generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia.