KPK Geledah Kantor DPRD OKU Pasca OTT Tiga Anggota Dewan Terkait Suap Proyek
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah Kantor DPRD OKU, Sumatera Selatan, setelah OTT tiga anggota dewan terkait suap sembilan proyek di Dinas PUPR OKU; penggeledahan dilakukan tertutup dan sebagian besar anggota dewan tengah kunjungan kerja.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, pada Kamis, 20 Maret 2025. Penggeledahan ini dilakukan menyusul operasi tangkap tangan (OTT) terhadap tiga anggota dewan setempat pada Sabtu, 15 Maret 2025, terkait dugaan kasus suap dalam sembilan proyek di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) OKU. Kejadian ini terjadi di gedung DPRD OKU, Sumatera Selatan. Tindakan KPK ini bertujuan untuk mengumpulkan bukti-bukti tambahan guna pengembangan kasus korupsi tersebut.
Tim KPK, yang mengenakan rompi khusus, terlihat memasuki beberapa ruangan di gedung DPRD OKU. Ruangan yang menjadi sasaran penggeledahan antara lain Bagian Persidangan, Bagian Umum, dan Bagian Keuangan Sekretariat DPRD OKU. Proses penggeledahan dilakukan secara tertutup, dan awak media dilarang memasuki area tersebut. "Mohon maaf untuk saat ini semua tamu dilarang masuk karena di dalam sedang ada penggeledahan oleh KPK," ujar salah seorang petugas pengamanan dalam (Pamdal) DPRD OKU yang berjaga di pintu masuk gedung.
Ketiadaan sebagian besar anggota DPRD OKU turut menjadi sorotan. Menurut informasi dari Pamdal, hampir seluruh anggota dewan sedang melakukan kunjungan kerja (kunker) ke beberapa kota di Indonesia. Hanya Kasubag Persidangan Sekretariat DPRD OKU yang mendampingi tim KPK selama penggeledahan berlangsung. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang ketersediaan bukti-bukti yang terkait dengan kasus suap tersebut.
Penggeledahan Terfokus pada Berkas-Berkas Penting
Penggeledahan yang dilakukan KPK difokuskan pada pencarian berkas-berkas yang dianggap penting untuk pengembangan kasus OTT. Ruangan persidangan menjadi salah satu lokasi utama penggeledahan. Diduga, KPK mencari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses penganggaran, pelelangan, dan pelaksanaan sembilan proyek di Dinas PUPR OKU yang diduga terlibat dalam kasus suap tersebut. Proses pengumpulan bukti-bukti ini menjadi kunci dalam mengungkap jaringan dan aktor-aktor lain yang terlibat dalam kasus korupsi ini.
Proses penggeledahan berlangsung secara teliti dan sistematis. Tim KPK memeriksa dokumen-dokumen dengan cermat, guna memastikan tidak ada bukti yang terlewatkan. Kerahasiaan proses penggeledahan juga dijaga ketat untuk menghindari potensi intervensi atau manipulasi bukti. Hal ini menunjukkan komitmen KPK dalam menangani kasus korupsi secara profesional dan transparan.
Meskipun sebagian besar anggota dewan tengah melakukan kunjungan kerja, penggeledahan ini tetap penting untuk melengkapi bukti-bukti yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Data dan dokumen yang ditemukan di kantor DPRD OKU diharapkan dapat memperkuat konstruksi kasus dan membantu KPK dalam menjerat para pelaku korupsi.
Kasus Suap Sembilan Proyek di Dinas PUPR OKU
Kasus suap ini berpusat pada sembilan proyek di Dinas PUPR OKU. Nilai proyek dan detail spesifik mengenai dugaan suap masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut oleh KPK. Namun, OTT terhadap tiga anggota dewan menunjukkan adanya dugaan keterlibatan oknum anggota dewan dalam proses pengadaan proyek tersebut. Keterlibatan ini diduga berupa penerimaan suap untuk memuluskan proses tender atau pengucuran dana proyek.
KPK telah mengamankan sejumlah barang bukti dalam OTT sebelumnya, termasuk uang tunai dan dokumen-dokumen terkait proyek. Penggeledahan di Kantor DPRD OKU diharapkan dapat menghasilkan bukti-bukti tambahan yang lebih komprehensif. Bukti-bukti tersebut akan menjadi dasar bagi KPK dalam membangun konstruksi kasus yang kuat dan menjerat para pelaku korupsi hingga tuntas.
Proses hukum akan terus berjalan, dan KPK akan terus bekerja untuk mengungkap seluruh fakta dan menjerat semua pihak yang terlibat dalam kasus ini. Transparansi dan akuntabilitas dalam proses hukum menjadi kunci penting dalam memberantas korupsi di Indonesia.
Dengan ditemukannya bukti-bukti tambahan, diharapkan kasus ini dapat segera dilimpahkan ke pengadilan. Publik berharap agar proses hukum berjalan dengan adil dan transparan, serta memberikan efek jera bagi para pelaku korupsi.
Kejadian ini sekali lagi menjadi pengingat betapa pentingnya pengawasan dan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. Upaya pencegahan korupsi harus terus ditingkatkan untuk memastikan pembangunan berjalan dengan baik dan berkelanjutan.