Lonjakan Wisatawan di Banyuwangi Selama Libur Imlek 2025
Sebanyak 21.588 wisatawan mengunjungi Banyuwangi selama libur panjang Isra Mi'raj dan Imlek 2025, dengan peningkatan signifikan terlihat pada jumlah kedatangan dibandingkan keberangkatan melalui jalur kereta api.

Kabar baik datang dari Banyuwangi! Kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini dibanjiri wisatawan selama libur panjang Isra Mi'raj dan Tahun Baru Imlek 2025. Berdasarkan data PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 9 Jember, tercatat 21.588 orang mengunjungi Banyuwangi dari tanggal 25 hingga 27 Januari 2025.
Lonjakan wisatawan ini terlihat jelas dari data penumpang kereta api. Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, menjelaskan bahwa jumlah penumpang yang tiba di Banyuwangi melalui enam stasiun mencapai 21.588 orang, sedangkan yang berangkat hanya 19.161 orang. Ini menunjukkan peningkatan signifikan kedatangan wisatawan dibandingkan keberangkatan.
Stasiun Ketapang menjadi yang tersibuk. Selama periode tersebut, 5.950 penumpang tiba di stasiun ini, sementara 4.834 penumpang berangkat. Artinya, lebih dari 1.000 wisatawan yang turun di Stasiun Ketapang memilih untuk menghabiskan waktu berlibur di Banyuwangi, mengunjungi tempat-tempat wisata seperti Grand Watu Dodol atau Pantai Bangsring Underwater.
Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua penumpang yang tiba di Stasiun Ketapang menghabiskan waktu berlibur di Banyuwangi. Sebagian dari mereka melanjutkan perjalanan menuju Bali menggunakan kapal penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang. Hal ini menunjukkan bahwa Banyuwangi juga berperan sebagai pintu masuk menuju Pulau Dewata.
Peningkatan jumlah wisatawan ini menunjukkan daya tarik Banyuwangi sebagai destinasi wisata yang semakin populer. Beragam objek wisata, mulai dari wisata alam hingga budaya, memikat banyak wisatawan untuk menghabiskan waktu liburan mereka di sana. Kenaikan jumlah wisatawan ini tentunya berdampak positif bagi perekonomian masyarakat Banyuwangi.
Cahyo menambahkan bahwa pada periode tersebut, wisatawan sudah mulai meninggalkan Banyuwangi dan kembali ke kota asal masing-masing untuk mempersiapkan diri kembali bekerja atau bersekolah. Seiring berakhirnya libur panjang, aktivitas di Banyuwangi diprediksi akan kembali normal.
Data KAI ini menunjukkan potensi besar Banyuwangi sebagai destinasi wisata. Pemerintah daerah perlu terus mengembangkan dan meningkatkan infrastruktur serta pelayanan pariwisata untuk dapat menampung jumlah wisatawan yang semakin meningkat. Dengan strategi yang tepat, Banyuwangi akan semakin bersinar sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia.