Mensos Ajak Kepala Daerah Jatim Sukseskan Program Sekolah Rakyat
Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengajak kepala daerah di Jawa Timur berkolaborasi menyukseskan program Sekolah Rakyat untuk anak-anak miskin, menargetkan minimal satu sekolah per kabupaten/kota dan dua di tingkat provinsi.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengajak seluruh kepala daerah di Jawa Timur (Jatim) untuk bersinergi dalam menyukseskan program Sekolah Rakyat, sebuah program pendidikan bagi anak-anak kurang mampu yang dicanangkan Presiden Prabowo. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan akses pendidikan berkualitas kepada anak-anak dari keluarga yang berada di 10 persen terbawah (desil 1) berdasarkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Program ini direncanakan akan menyediakan sarana pendidikan yang memadai dan tenaga pengajar yang kompeten.
Mensos Saifullah Yusuf menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam merealisasikan program ini. "Saya minta dukungan sekaligus ingin berkoordinasi dalam rangka menerjemahkan arahan Presiden (Prabowo) dalam menyelenggarakan sekolah rakyat. Kami ingin didukung oleh provinsi, kabupaten/ kota yang memiliki sarana prasarana yang bisa digunakan untuk memulai penyelenggaraan Sekolah Rakyat," ujar Mensos dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta.
Target program Sekolah Rakyat secara nasional adalah pendirian 100 sekolah di seluruh Indonesia pada tahun ini, mencakup jenjang SD, SMP, dan SMA. Di Jawa Timur, program ini menargetkan minimal satu Sekolah Rakyat di setiap kabupaten/kota dan dua di tingkat provinsi. Kementerian Sosial menyediakan 40 sentra dan balai sebagai lokasi penyelenggaraan Sekolah Rakyat, sementara tenaga pengajar disiapkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, dan kurikulumnya sedang dimatangkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti).
Dukungan Penuh Gubernur Jatim dan Konsep Sekolah Rakyat
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan dukungan penuhnya terhadap program Sekolah Rakyat. Ia menekankan pentingnya kualitas pendidikan yang diberikan, dengan dukungan sumber daya manusia yang kompeten. "Jadi dari DTSEN dan Sekolah Rakyat, mungkin kita akan menurunkan pertemuan dengan dinas sosial dan dinas pendidikan di masing-masing kabupaten/ kota untuk SD dan SMP, kemudian dinas pendidikan di provinsi untuk SMA sehingga semua terukur. Kita ini menyiapkan pendidikan generasi emas 2045, pasti ini pendidikan yang harus qualified," kata Khofifah.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh, yang juga tergabung dalam Tim Formatur Sekolah Rakyat, menjelaskan alasan di balik pemilihan nama "Sekolah Rakyat". Nama tersebut bukan untuk merendahkan, melainkan untuk menanamkan keberanian dan tekad maju pada anak-anak kurang mampu. "Jadi dia berani secara clear, (berkata) saya memang miskin tapi saya ingin maju. Jadi dia tidak sembunyi-sembunyi kemiskinannya itu. Memang iya saya miskin, faktanya memang miskin tapi saya ingin maju," jelas M. Nuh.
Sekolah Rakyat akan menerapkan sistem boarding school atau asrama. Sistem ini dianggap lebih efektif dalam membangun karakter dan rasa percaya diri anak-anak miskin yang seringkali mengalami inferiority complex atau rasa rendah diri. "Karena memang anak-anak miskin itu perlu pembentukan karakter secara khusus, ini diangkat (kepercayaan diri) Sehingga untuk menemukan self confidence. Itu perlu pendekatan-pendekatan tersendiri yang rasanya tidak mungkin sekolah model biasa," imbuh M. Nuh.
Program ini memiliki target jangka panjang, yaitu mencetak generasi yang siap bersaing dan menjadi bagian dari generasi emas Indonesia di tahun 2045. Dengan pendidikan dasar hingga perguruan tinggi selama 16 tahun, diharapkan lulusan Sekolah Rakyat dapat berkontribusi signifikan bagi kemajuan bangsa. "Sehingga sekarang momentum yang pas sekali (Program Sekolah Rakyat). Saat yang pas, kalau enggak kita semakin terlambat," tegas M. Nuh.
Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah
Program Sekolah Rakyat diharapkan dapat menjadi solusi nyata dalam mengatasi kesenjangan akses pendidikan bagi anak-anak kurang mampu. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, program ini diyakini dapat berkontribusi pada percepatan pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Kolaborasi ini meliputi penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, tenaga pengajar yang berkualitas, serta kurikulum yang terstruktur dan relevan dengan kebutuhan anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada komitmen dan kerja sama semua pihak. Harapannya, Sekolah Rakyat dapat menjadi model pendidikan yang efektif dan berkelanjutan, memberikan kesempatan yang setara bagi anak-anak miskin untuk meraih pendidikan berkualitas dan masa depan yang lebih cerah.
Program ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang, tidak hanya bagi individu namun juga bagi pembangunan bangsa secara keseluruhan. Dengan mencetak generasi yang terdidik dan berkarakter, Indonesia akan memiliki fondasi yang kuat untuk mencapai cita-cita sebagai negara maju di masa depan.