Nominasi Pahlawan Nasional Soeharto Maju: Menteri
Pemerintah Indonesia berpotensi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden kedua RI, Soeharto, pada tahun ini setelah terhambat beberapa tahun sebelumnya.

Jakarta, 1 Mei 2024 (ANTARA) - Presiden kedua Indonesia, Soeharto, berpotensi besar menyandang gelar Pahlawan Nasional tahun ini. Hal tersebut disampaikan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf.
Dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (30 April), Menteri Yusuf menyatakan, "Semua persyaratan untuk menetapkan Bapak Soeharto sebagai Pahlawan Nasional telah terpenuhi."
Usulan tersebut sebelumnya telah diajukan pada tahun 2010 dan 2015, namun terhambat oleh berbagai kendala legislatif. Kini, dengan terselesaikannya hambatan tersebut, peluang Soeharto untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional semakin terbuka lebar.
Proses Penilaian dan Seleksi
Selain Soeharto, Tim Penilai Gelar Pusat (TP2GP) juga menerima lebih dari 10 nama lain untuk dipertimbangkan. Di antara nama-nama tersebut terdapat Presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur. Beberapa tokoh agama Islam terkemuka dari Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, dan Jawa Barat juga masuk dalam daftar usulan.
Menteri Yusuf menjelaskan proses nominasi dimulai dari usulan warga melalui pemerintah daerah, dari tingkat kabupaten/kota hingga provinsi. Usulan tersebut kemudian diteruskan ke Kementerian Sosial.
Pemerintah daerah memiliki tim serupa dengan TP2GP untuk menilai para kandidat. Kandidat yang dianggap memenuhi syarat akan diajukan ke Dewan Gelar Negara untuk dibahas lebih lanjut sebelum presiden mengambil keputusan akhir.
"Dewan ini akan memberikan rekomendasi kepada presiden," tegas menteri tersebut.
Target Penyelesaian dan Keputusan Akhir
Pembahasan usulan kandidat tahun ini diharapkan selesai dalam beberapa bulan mendatang. Menteri Yusuf menambahkan, "Presiden akan mengambil keputusan akhir pada bulan Oktober atau November. Namun, kami berupaya mendorong proses tersebut hingga ke tahap pembahasan Dewan Gelar Negara sebelum Agustus."
Proses ini menandai babak baru dalam upaya pengakuan jasa-jasa Soeharto bagi bangsa dan negara. Meskipun kontroversial, perannya dalam sejarah Indonesia tak dapat dipungkiri. Keputusan akhir presiden akan menjadi penentu apakah Soeharto akan resmi menyandang gelar Pahlawan Nasional.
Proses seleksi yang ketat dan transparan diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang adil dan diterima oleh masyarakat Indonesia. Pertimbangan yang komprehensif terhadap jasa-jasa dan kontroversi yang melekat pada figur Soeharto akan menjadi kunci dalam menentukan keputusan akhir ini.
Pertimbangan Tokoh Lain
Terdapat beberapa tokoh lain yang diusulkan selain Soeharto, termasuk Gus Dur. Hal ini menunjukkan bahwa proses penetapan Pahlawan Nasional tidak hanya berfokus pada satu figur saja, melainkan mempertimbangkan berbagai tokoh penting dalam sejarah Indonesia.
Proses ini juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mengidentifikasi dan mengusulkan kandidat Pahlawan Nasional. Partisipasi masyarakat di tingkat lokal menjadi bagian penting dalam proses tersebut.
Dengan adanya transparansi dan proses yang jelas, diharapkan keputusan akhir mengenai pemberian gelar Pahlawan Nasional dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Proses ini diharapkan dapat menjadi contoh dalam memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh penting lainnya yang telah berjasa bagi bangsa dan negara.