One Way Tol Japek-Cipali Diterapkan, Antisipasi Lonjakan Arus Mudik Lebaran 2025
Rekayasa lalu lintas one way diberlakukan di Tol Japek hingga Cipali untuk mengurai kepadatan arus mudik Lebaran 2025 yang diprediksi puncaknya pada 28 Maret.

PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) memberlakukan rekayasa lalu lintas one way di ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek) KM 70 hingga Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 188. Kebijakan ini diambil untuk mengantisipasi lonjakan volume kendaraan selama arus mudik Lebaran 2025. Keputusan ini diambil atas diskresi Kepolisian dan mulai diberlakukan pada Kamis, 27 Maret 2025, pukul 11.45 WIB. Langkah ini dilakukan sebagai respon terhadap peningkatan volume lalu lintas yang menuju arah timur Trans Jawa.
Vice President Corporate Secretary & Legal PT JTT, Ria Marlinda Paallo, menjelaskan bahwa rekayasa lalu lintas one way ini bertujuan untuk mengurai kepadatan dan memastikan kelancaran arus mudik. Pihaknya bekerja sama dengan kepolisian untuk memastikan implementasi kebijakan ini berjalan efektif dan aman. Peningkatan volume kendaraan menuju arah timur Trans Jawa telah terpantau sejak beberapa hari sebelum kebijakan ini diterapkan.
Menhub Budi Karya Sumadi memproyeksikan puncak arus mudik Lebaran 2025 akan terjadi pada 28 Maret 2025. Proyeksi ini didasarkan pada hasil survei yang memperhitungkan faktor seperti kebijakan Work From Anywhere (WFA) yang berpotensi meningkatkan mobilitas masyarakat. Pemerintah telah mempersiapkan berbagai langkah untuk memastikan kelancaran, keselamatan, dan kenyamanan perjalanan para pemudik selama periode mudik Lebaran.
Antisipasi Lonjakan Arus Mudik Lebaran 2025
PT JTT mengimbau kepada seluruh pengguna jalan tol Trans Jawa untuk selalu mengutamakan keselamatan dan mempersiapkan diri sebelum melakukan perjalanan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain memastikan kondisi kendaraan prima, kecukupan bahan bakar minyak (BBM), saldo uang elektronik yang cukup, serta mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan arahan petugas di lapangan. Keselamatan dan kenyamanan berkendara menjadi prioritas utama selama periode arus mudik ini.
Survei yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT) memprediksi puncak arus mudik akan terjadi pada H-3 Lebaran atau 28 Maret 2025, dengan perkiraan pergerakan masyarakat mencapai 12,1 juta orang. Sementara itu, puncak arus balik diprediksi terjadi pada H+5 atau 6 April 2025, dengan potensi pergerakan masyarakat yang jauh lebih besar, yaitu sekitar 31,49 juta orang. Data ini menjadi dasar pertimbangan pemerintah dalam mengambil langkah-langkah antisipasi.
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi lonjakan arus mudik dan balik Lebaran 2025. Selain rekayasa lalu lintas one way, berbagai strategi lain seperti peningkatan kapasitas jalan, penambahan petugas di lapangan, dan sosialisasi kepada masyarakat juga dilakukan untuk memastikan kelancaran dan keamanan perjalanan selama periode tersebut. Koordinasi antar instansi terkait juga terus dilakukan untuk memastikan kesiapan menghadapi potensi kepadatan.
Imbauan Kepada Pemudik
Dalam keterangan persnya, Ria Marlinda Paallo kembali menekankan pentingnya kesiapan pemudik sebelum melakukan perjalanan. "Kami mengimbau pengguna jalan tol Trans Jawa untuk mengutamakan keselamatan, mempersiapkan diri sebelum memasuki perjalanan di jalan tol. Pastikan diri dan kendaraan dalam kondisi prima, memastikan kecukupan daya, BBM dan saldo uang elektronik, serta mematuhi rambu-rambu dan arahan petugas di lapangan," kata Ria. Persiapan yang matang akan membantu meminimalisir potensi masalah selama perjalanan.
Selain persiapan individu, pemantauan kondisi lalu lintas secara berkala juga sangat penting. Pemudik diimbau untuk selalu memperhatikan informasi terkini terkait kondisi lalu lintas di jalan tol. Informasi tersebut dapat diakses melalui berbagai media, seperti aplikasi navigasi, media sosial resmi pengelola jalan tol, dan media massa. Dengan informasi yang akurat, pemudik dapat mengantisipasi potensi kemacetan dan merencanakan perjalanan dengan lebih efektif.
Dengan adanya rekayasa lalu lintas one way dan berbagai persiapan yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak terkait, diharapkan arus mudik dan balik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar, aman, dan nyaman. Kerjasama dan kesadaran dari seluruh pihak, baik pemerintah, pengelola jalan tol, maupun para pemudik, sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut. Keselamatan dan kenyamanan pemudik tetap menjadi prioritas utama.
Pemerintah berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan, potensi kecelakaan dan kemacetan dapat diminimalisir. Langkah antisipasi ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pemudik dalam merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman.