Padat Merayap di Jalur Limbangan Garut Jelang Lebaran: Pasar Tradisional Jadi Biang Keladi
Kemacetan parah terjadi di jalur Limbangan, Garut, H-2 Lebaran, diakibatkan aktivitas pasar tradisional yang padat dan menyebabkan arus kendaraan dari Bandung menuju Tasikmalaya tersendat.

Kemacetan panjang melanda jalur nasional lintas Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu (29/3) sore. Kejadian ini terjadi H-2 Lebaran, tepatnya di jalur yang menghubungkan Bandung (barat) menuju Tasikmalaya (timur). Penyebabnya? Aktivitas pasar tradisional di Limbangan yang sangat ramai membuat arus kendaraan tersendat dan padat merayap.
Arus kendaraan yang datang dari Nagreg, perbatasan Bandung-Garut, mengalami hambatan signifikan di sekitar Pasar Limbangan dan persimpangan jalan. Kemacetan bahkan sampai mengular hingga ke perbatasan Bandung-Garut. Kendaraan melaju lambat, bahkan seringkali harus berhenti cukup lama. Berbeda dengan arah sebaliknya, arus lalu lintas dari Tasikmalaya menuju Bandung di wilayah Limbangan terpantau lancar.
Kepolisian setempat telah berupaya mengurai kemacetan dengan melakukan pengaturan lalu lintas dan memberlakukan sistem satu arah di titik-titik rawan macet. Namun, upaya ini masih belum sepenuhnya mampu mengatasi kepadatan yang terjadi.
Aktivitas Pasar Tradisional Picu Kemacetan
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Garut, Iptu Aang Andi Suhandi, membenarkan bahwa aktivitas pasar tradisional menjadi penyebab utama kemacetan di jalur Limbangan-Malangbong. "Kepadatan di jalur Limbangan-Malangbong ini didominasi oleh pasar," katanya.
Ia menjelaskan beberapa titik yang menjadi pusat kemacetan, yaitu Pasar Limbangan, Leuwigoong, Pasar Bandrek, Pasar Lewo, dan Pasar Malangbong. Meskipun sistem satu arah telah diterapkan beberapa kali, kepadatan masih terjadi dan mengular dari Pasar Limbangan hingga perbatasan Bandung.
Iptu Aang menambahkan, "Aktivitas masyarakat di pasar-pasar tersebut masih tetap berlangsung hingga pukul 16.00 WIB. Hal ini berdampak pada kepadatan lalu lintas, terutama yang disebabkan oleh aktivitas di Pasar Limbangan."
Upaya Penanganan Kemacetan
Polisi terus berupaya mengatur lalu lintas dan mengurai kemacetan. Sistem satu arah diterapkan secara situasional untuk mengantisipasi kepadatan yang semakin parah. Namun, dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini secara efektif dan berkelanjutan.
Selain pengaturan lalu lintas, edukasi kepada pedagang dan pengunjung pasar mengenai manajemen waktu dan tata cara berlalu lintas di sekitar pasar juga perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir dampak aktivitas pasar terhadap arus lalu lintas di jalur utama tersebut.
Pemerintah daerah juga perlu mempertimbangkan solusi jangka panjang, seperti penataan ulang pasar tradisional atau pembangunan infrastruktur pendukung untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di wilayah tersebut.
Antisipasi Kemacetan di Masa Mendatang
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk mengantisipasi kemacetan serupa di masa mendatang, terutama menjelang hari raya besar keagamaan. Koordinasi yang lebih baik antara kepolisian, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan kelancaran arus lalu lintas.
Perencanaan yang matang dan evaluasi berkala terhadap sistem manajemen lalu lintas di jalur-jalur rawan macet juga perlu dilakukan. Dengan begitu, diharapkan kemacetan serupa dapat diminimalisir dan kenyamanan pengguna jalan dapat terjamin.
Kesimpulannya, kemacetan di jalur Limbangan Garut menunjukkan pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam mengelola lalu lintas, khususnya di area dengan aktivitas pasar yang tinggi. Perencanaan yang matang dan antisipasi dini menjadi kunci untuk menciptakan kelancaran arus mudik dan balik di masa mendatang.