Papua Barat Latih Pengolahan Daun Kelor: Menuju Pangan Lokal Bergizi
Pemerintah Provinsi Papua Barat melatih pengolahan daun kelor menjadi berbagai produk pangan bergizi, meningkatkan kreativitas perempuan dan perbaikan gizi masyarakat.

Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan menggelar pelatihan inovatif yang berfokus pada pengolahan daun kelor menjadi beragam produk pangan. Pelatihan dua hari ini, yang berlangsung di Manokwari pada 6-7 Mei 2025, diikuti oleh Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Papua Barat dan organisasi wanita dari tujuh kabupaten. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi makanan dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Papua Barat.
Inisiatif ini menjawab tantangan kurangnya variasi pangan dan pemanfaatan optimal sumber daya lokal. Selama ini, daun kelor sering hanya dikonsumsi sebagai sayuran biasa. Namun, pelatihan ini menunjukkan potensi daun kelor untuk diolah menjadi berbagai produk seperti teh kelor, es krim, tepung untuk kue kering, dan bahkan nugget. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat daun kelor dan mendorong diversifikasi pangan.
Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan Papua Barat, Yunita Ivana Aba, menjelaskan, "Daun kelor diolah jadi daun teh, es krim, tepung kue kering dan naget." Beliau menekankan pentingnya pengembangan produk turunan daun kelor yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya meningkatkan gizi masyarakat, tetapi juga membuka peluang usaha baru, terutama bagi kaum perempuan.
Kreativitas Perempuan Papua Barat dalam Mengolah Daun Kelor
Pelatihan ini melibatkan tenaga ahli dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Papua (Unipa), memastikan kualitas dan keamanan produk olahan daun kelor. Para peserta pelatihan dilatih untuk mengolah daun kelor menjadi berbagai produk makanan yang beragam dan bergizi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi kaum perempuan dalam mengolah bahan pangan lokal.
Yunita Ivana Aba menambahkan, "Dengan adanya pelatihan ini, kaum perempuan semakin kreatif dan inovatif dalam mengolah daun kelor." Ia berharap pelatihan ini dapat direplikasi di berbagai wilayah di Papua Barat, hingga tingkat distrik atau kecamatan, memberdayakan kelompok perempuan dan kelompok dasawisma untuk memproduksi dan memasarkan produk olahan daun kelor.
Lebih lanjut, Yunita menekankan pentingnya replikasi pelatihan ini, "Setidaknya pelatihan ini bisa direplikasi ke wilayah masing-masing sampai ke tingkat distrik atau kecamatan." Dengan demikian, manfaat pelatihan ini akan meluas dan berdampak signifikan pada peningkatan gizi dan perekonomian masyarakat Papua Barat.
Dukungan Pemerintah dan Dampak Positif bagi Generasi Muda
Staf Ahli Gubernur Papua Barat, Niko Untung Tike, menyatakan bahwa penganekaragaman konsumsi pangan lokal merupakan salah satu prioritas pemerintah daerah. Upaya ini bertujuan untuk memperbaiki pola konsumsi masyarakat agar lebih beragam, bergizi seimbang, dan aman. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan gizi generasi muda Papua Barat.
Niko Untung Tike menambahkan, "Konsumsi pangan berkualitas dapat menjawab permasalahan kekurangan maupun kelebihan gizi yang selama ini terjadi." Dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan beragam, diharapkan masalah kekurangan dan kelebihan gizi dapat diatasi. Inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan gizi.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah daun kelor, tetapi juga memberdayakan perempuan dan meningkatkan perekonomian lokal. Dengan demikian, pelatihan ini menjadi langkah penting dalam mewujudkan Papua Barat yang lebih sehat dan sejahtera.
Selain itu, pelatihan ini juga menekankan pentingnya keberlanjutan program. Para peserta diharapkan dapat menularkan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh kepada kelompok perempuan lainnya di daerah masing-masing. Dengan demikian, dampak positif dari pelatihan ini akan semakin meluas dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, pelatihan pengolahan daun kelor ini merupakan contoh nyata dari upaya pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat dan memberdayakan perempuan di Papua Barat. Inisiatif ini patut diapresiasi dan diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.