Pemkab Batang Siapkan Strategi Jitu Tingkatkan Swasembada Pangan
Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, berupaya meningkatkan swasembada pangan melalui perluasan lahan pertanian, perbaikan infrastruktur irigasi, dan dukungan harga gabah petani untuk mencegah kerugian akibat tengkulak.

Batang, Jawa Tengah - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang, Jawa Tengah, tengah gencar mempersiapkan langkah strategis untuk mencapai swasembada pangan. Upaya ini difokuskan pada perluasan lahan pertanian dan perbaikan infrastruktur irigasi yang rusak akibat bencana alam. Langkah ini dinilai krusial untuk menjamin ketahanan pangan daerah.
Perbaikan Infrastruktur dan Perluasan Lahan
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang, Sutadi Ronodipuro, menjelaskan bahwa koordinasi lintas sektoral telah dilakukan. Dinas Pekerjaan Umum dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dilibatkan untuk menangani perbaikan infrastruktur pertanian yang rusak. "Tak hanya fokus pada perbaikan infrastruktur dan peningkatan luas tanam," ujar Sutadi, "kami juga memastikan jaringan irigasi yang rusak akibat banjir segera mendapat penanganan agar program swasembada pangan bisa tercapai." Pemkab Batang menargetkan peningkatan luas tanam hingga 36 ribu hektare pada tahun ini, meningkat dari luas lahan sawah berkelanjutan (LSB) dan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) yang saat ini sekitar 18 ribu hektare.
Bencana alam berupa jebolnya bangunan bendung Krompeng beberapa waktu lalu berdampak signifikan terhadap lahan pertanian. Sekitar 950 hektare lahan pertanian tidak dapat ditanami padi akibat kejadian tersebut. "Oleh karena itu, kami berupaya melakukan langkah-langkah perbaikan agar petani tetap bisa menanam padi," tambah Sutadi. Perbaikan infrastruktur irigasi menjadi prioritas utama untuk meminimalisir dampak bencana serupa di masa mendatang dan memastikan produktivitas pertanian tetap terjaga.
Dukungan Harga Gabah dan Penanggulangan Tengkulak
Selain perbaikan infrastruktur, Pemkab Batang juga berupaya mendukung swasembada pangan dengan mendorong Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyerap gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram. Langkah ini dinilai penting untuk melindungi petani dari praktik tengkulak yang seringkali merugikan. Sutadi menekankan pentingnya intervensi pemerintah dalam hal ini. "Musim tanam menjadi penentu musim panen. Kalau tidak dipersiapkan dengan baik maka para tengkulak bisa mengambil kesempatan sehingga program pemerintah untuk menyejahterakan petani bisa terhambat," jelasnya. Dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang terjamin, diharapkan petani dapat memperoleh keuntungan yang layak dan terhindar dari eksploitasi.
Swasembada Pangan: Target dan Tantangan
Program swasembada pangan di Kabupaten Batang menghadapi tantangan yang kompleks. Selain bencana alam, faktor lain seperti perubahan iklim dan keterbatasan teknologi pertanian juga perlu dipertimbangkan. Namun, dengan strategi yang terintegrasi dan komitmen dari berbagai pihak, Pemkab Batang optimistis dapat mencapai target swasembada pangan. Perbaikan infrastruktur, perluasan lahan, dan dukungan harga gabah merupakan langkah-langkah kunci dalam upaya tersebut. Keberhasilan program ini akan berdampak positif pada kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di Kabupaten Batang.
Ke depannya, Pemkab Batang berencana untuk meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga penelitian pertanian dan perguruan tinggi, untuk mengembangkan teknologi pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan daerah secara berkelanjutan. Pemantauan dan evaluasi berkala juga akan dilakukan untuk memastikan efektivitas program dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Kesimpulan
Upaya Pemkab Batang untuk meningkatkan swasembada pangan menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga ketahanan pangan daerah. Strategi yang terintegrasi, meliputi perbaikan infrastruktur, perluasan lahan, dan dukungan harga gabah, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi petani dan masyarakat Batang secara keseluruhan. Keberhasilan program ini akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya mencapai swasembada pangan nasional.