Pemkab Donggala Perbaiki SDN 9 Banawa Pascabanjir, Relokasi Sekolah Dipersiapkan
Pemerintah Kabupaten Donggala memperbaiki dua ruang kelas SDN 9 Banawa yang rusak akibat banjir dan merencanakan relokasi sekolah untuk keselamatan siswa.

Banjir yang melanda Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada 1 April 2025 telah mengakibatkan kerusakan pada sejumlah fasilitas umum, termasuk dua ruang kelas di SDN 9 Banawa. Peristiwa ini telah mempengaruhi 126 jiwa dari 56 kepala keluarga di empat kelurahan: Kabonga Kecil, Kabonga Besar, Maleni, dan Tanjung Batu. Pemkab Donggala, melalui instruksi Bupati Vera Elena Laruni, langsung bergerak cepat menangani kerusakan tersebut dan merencanakan relokasi sekolah untuk masa depan.
Bupati Donggala, Vera Elena Laruni, dalam keterangan tertulisnya menyatakan bahwa perbaikan dua ruang kelas SDN 9 Banawa telah selesai dan siap digunakan kembali setelah libur Lebaran. Ia menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Donggala untuk memimpin upaya pembersihan dan perbaikan. Perbaikan ini merupakan langkah sementara sebelum relokasi sekolah dilakukan.
Langkah cepat Pemkab Donggala ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Perbaikan ruang kelas yang cepat menunjukan komitmen pemerintah daerah dalam memastikan kelancaran proses belajar mengajar bagi siswa SDN 9 Banawa. Namun, fokus utama kini tertuju pada rencana relokasi sekolah yang dinilai lebih aman dan layak bagi para siswa.
Relokasi SDN 9 Banawa: Langkah Antisipasi Bencana
Pemkab Donggala berencana merelokasi SDN 9 Banawa ke lokasi yang lebih aman. Keputusan ini diambil karena lokasi sekolah saat ini berada di belakang gunung dan dekat dengan aliran sungai, membuatnya rentan terhadap bencana banjir. "Jadi memang sekolah ini sudah masuk dalam rencana relokasi karena ini demi keselamatan anak-anak siswa yang belajar di tempat itu," jelas Bupati Vera Elena Laruni.
Relokasi ini merupakan langkah antisipatif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Lokasi yang rawan bencana seperti di belakang gunung dan dekat aliran sungai memang tidak ideal untuk bangunan sekolah. Pemindahan SDN 9 Banawa diharapkan dapat memberikan lingkungan belajar yang lebih aman dan nyaman bagi para siswa.
BPBD Donggala telah melakukan pendataan dampak banjir, yang meliputi 55 rumah warga yang terdampak dan kerusakan pada fasilitas umum seperti SDN 9 Banawa. Data ini menjadi dasar perencanaan relokasi dan upaya mitigasi bencana di masa mendatang. Pemkab Donggala berkomitmen untuk memastikan keselamatan warga dan kesiapan fasilitas umum menghadapi potensi bencana alam.
Lokasi Rawan Bencana dan Upaya Mitigasi
Lokasi SDN 9 Banawa yang berada di belakang gunung dan dekat aliran sungai menjadi faktor utama yang mendorong rencana relokasi. Kondisi geografis ini meningkatkan risiko bencana banjir, yang dapat membahayakan keselamatan siswa dan guru. "Tidak boleh ada sekolah di situ karena memang tidak layak lagi," tegas Bupati Vera.
Pemilihan lokasi baru untuk SDN 9 Banawa akan mempertimbangkan aspek keamanan dan aksesibilitas. Lokasi yang dipilih harus jauh dari daerah rawan bencana dan mudah dijangkau oleh siswa dan guru. Pemkab Donggala akan melibatkan berbagai pihak dalam proses pemilihan lokasi dan pembangunan sekolah baru.
Selain relokasi SDN 9 Banawa, Pemkab Donggala juga akan meningkatkan upaya mitigasi bencana di Kecamatan Banawa. Upaya ini meliputi penyuluhan kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana, pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir, dan peningkatan sistem peringatan dini. Semua langkah ini bertujuan untuk meminimalisir dampak bencana di masa mendatang.
Perbaikan ruang kelas di SDN 9 Banawa merupakan langkah sementara. Relokasi sekolah menjadi solusi jangka panjang untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan siswa dalam proses belajar mengajar. Pemkab Donggala berkomitmen untuk terus berupaya memberikan pendidikan yang berkualitas dan aman bagi seluruh siswa di Kabupaten Donggala.