Pemkab Kediri-DKI Jakarta MoU: Surplus Beras Kediri Tembus Pasar Ibu Kota
Kerja sama Pemkab Kediri dan Pemprov DKI Jakarta membuka peluang besar bagi petani Kediri dengan pengiriman beras surplus ke Jakarta, menjamin harga dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Jawa Timur, resmi menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam pendistribusian komoditas pertanian, khususnya beras. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan pada Rabu, 23 April 2025, di Desa Mekikis, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri. Kerja sama ini dilatarbelakangi oleh surplus beras di Kabupaten Kediri yang mencapai 79 ribu ton pada Maret 2025, dan kebutuhan beras DKI Jakarta yang tinggi.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, mengungkapkan harapannya agar kerja sama ini dapat menstabilkan harga beras saat panen raya dan menjamin penyerapan hasil panen petani. "Tentunya (dengan kerja sama ini) di saat musim panen harga beras tidak stabil, harapan kami (hasil panen) teman-teman petani tetap bisa diserap," ujar Bupati Hanindhito.
Kerja sama ini melibatkan PT Food Station Tjipinang Jaya (Perseroda) dari DKI Jakarta, BUMD Canda Birawa, dan kelompok tani Kabupaten Kediri. Tahap awal kerja sama ini ditandai dengan pengiriman beras PK1 sebanyak 40 ton dengan harga Rp10.800 per kilogram ke Jakarta. Dengan kebutuhan beras PT Food Station Tjipinang Jaya mencapai 82.000 ton per bulan, potensi pengiriman beras dari Kediri ke Jakarta sangat besar.
Kerja Sama Beras Kediri-Jakarta: Jaminan Harga dan Kesejahteraan Petani
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Karyawan Gunarso, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari program contract farming yang telah dijalankan di Kabupaten Kediri seluas 500 hektare pada tahun 2025. "Ini seluruh panennya kami beli, terkait dengan harga kami pasti memberikan harga terbaik," tegas Karyawan.
PT Food Station Tjipinang Jaya berkomitmen untuk membeli gabah kering dari petani dengan harga Rp6.500 per kilogram, setara dengan harga pembelian Bulog. Kepastian harga ini diharapkan dapat meningkatkan semangat dan produktivitas petani padi di Kabupaten Kediri. Bupati Hanindhito menambahkan, "Sekarang tuntutannya kami kembalikan ke petani untuk bisa meningkatkan produksi panennya supaya kesejahteraan mereka bisa meningkat."
Karyawan Gunarso juga mengungkapkan bahwa kerja sama ini tidak hanya terbatas pada komoditas padi. Ke depannya, kerja sama ini berpotensi untuk dikembangkan pada komoditas lain seperti cabai dan buah nanas. "Kerja sama ini harus berkelanjutan, kalau tahun ini (untuk padi) 500 hektar tahun depan harus naik," tambahnya.
Respon Positif Petani Terhadap MoU
Ketua Gapoktan Maju Satu Pandansari, Kecamatan Purwoasri, Sutrimo, menyampaikan rasa syukur dan antusiasmenya terhadap program ini. Ia mengungkapkan bahwa selama ini petani sering menghadapi masalah anjloknya harga saat panen raya. Program ini memberikan kepastian harga dan pemasaran hasil panen, sehingga meningkatkan semangat petani.
"Dengan kerja sama ini, petani sangat senang sekali. Kami sangat berterima kasih," ungkap Sutrimo. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Kabupaten Kediri dan DKI Jakarta.
MoU ini menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah daerah dan BUMN dalam mendukung sektor pertanian dan kesejahteraan petani. Dengan adanya jaminan pasar dan harga yang stabil, diharapkan produksi pertanian di Kabupaten Kediri dapat terus meningkat dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.