Pemkab Mojokerto Libatkan Semua Pihak Perangi Stunting: Targetkan Penurunan 16,2 Persen
Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, berupaya menurunkan angka stunting yang mencapai 16,2 persen melalui kolaborasi berbagai pihak dan program inovatif seperti SUJU dan GERCEP.

Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, gencar berupaya menurunkan angka stunting yang masih cukup tinggi. Bupati Mojokerto, Al Barra, mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2023 mencapai 16,2 persen. Upaya ini melibatkan berbagai pihak dan dijalankan melalui berbagai program inovatif, serta didukung oleh regulasi yang komprehensif. Langkah-langkah tersebut diharapkan mampu menurunkan angka stunting secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
Berbagai strategi telah diterapkan untuk mengatasi masalah ini. Salah satu langkah penting adalah penerbitan Peraturan Bupati Nomor 66 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi. Selain itu, dibentuk pula tim percepatan penurunan stunting di tingkat kabupaten dan kecamatan. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkab Mojokerto dalam menangani masalah stunting secara terstruktur dan terintegrasi.
Gus Barra, sapaan akrab Bupati Mojokerto, menegaskan bahwa upaya penurunan stunting tidak dapat dipisahkan dari kebijakan nasional. Stunting, menurutnya, masih menjadi bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, selaras dengan visi dan misi kepemimpinannya. Dengan melibatkan semua pihak, diharapkan akan tercipta sinergi yang efektif dalam percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Mojokerto.
Program Unggulan Penurunan Stunting di Kabupaten Mojokerto
Pemkab Mojokerto telah meluncurkan beberapa program unggulan untuk mempercepat penurunan angka stunting. Salah satunya adalah program SUJU (Susu Jumat), yang memberikan susu kepada siswa SD/MI dan SMP/MTs. Program ini tidak hanya sekadar pembagian susu, tetapi juga mencakup penyuluhan gizi seimbang dan kampanye sarapan sehat. Pada tahun 2025, program SUJU direncanakan akan menjangkau 13.213 siswa.
Selain SUJU, ada juga program GERCEP (Gerakan Percepatan Penurunan Stunting). Program ini mendorong beberapa kebiasaan positif, seperti rutin mengonsumsi tablet tambah darah bagi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan secara teratur, mencukupi konsumsi protein hewani, kunjungan bulanan ke posyandu, dan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Program-program ini dirancang untuk memberikan intervensi langsung kepada keluarga yang berisiko memiliki anak stunting.
Pentingnya perbaikan data dan intervensi tepat sasaran juga ditekankan oleh Bupati Mojokerto. Pemkab telah melakukan pemetaan sumber anggaran dan kegiatan yang dapat difokuskan pada upaya penurunan stunting. Hasil pemetaan menunjukkan keterlibatan 26 perangkat daerah, termasuk kecamatan, melalui 183 sub kegiatan. Dinas Kesehatan menjadi perangkat daerah dengan jumlah sub kegiatan terbanyak, yaitu 22 sub kegiatan.
Peran Serta Semua Pihak dalam Penurunan Stunting
Keberhasilan program penurunan stunting di Kabupaten Mojokerto sangat bergantung pada kolaborasi semua pihak. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga peran serta masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan sektor swasta sangat dibutuhkan. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan target penurunan angka stunting dapat tercapai.
Bupati Mojokerto menekankan pentingnya perbaikan data dan intervensi yang tepat sasaran. Data yang akurat akan membantu dalam mengalokasikan sumber daya dan program secara efektif. Intervensi yang tepat sasaran akan memastikan bahwa bantuan diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
Melalui berbagai strategi dan program yang terintegrasi, serta kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak, Pemkab Mojokerto optimistis dapat menurunkan angka stunting dan mewujudkan generasi muda yang sehat dan berkualitas.
Angka stunting 16,2 persen di Kabupaten Mojokerto menjadi tantangan besar yang harus diatasi. Namun, dengan komitmen dan kerja keras semua pihak, serta dukungan program-program inovatif, diharapkan angka tersebut dapat ditekan secara signifikan. Keberhasilan ini akan berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Mojokerto.
Pemkab Mojokerto juga menekankan pentingnya pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas program yang dijalankan. Dengan demikian, penyesuaian dan perbaikan dapat dilakukan secara cepat dan tepat guna mencapai hasil yang optimal.