Pemkab Sampang Perangi PMK: Jemput Bola Periksa Kesehatan Sapi
Pemerintah Kabupaten Sampang gencar melakukan pemeriksaan kesehatan sapi secara langsung ke warga untuk mencegah penyebaran PMK yang telah menyerang 819 sapi di 14 kecamatan.
Sampang, Jawa Timur - Dalam upaya mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang semakin meluas, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang meningkatkan langkah pencegahan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sapi secara intensif. Strategi 'jemput bola' diadopsi untuk menjangkau peternak di seluruh wilayah.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta-KP) Pemkab Sampang, Suyono, mengungkapkan bahwa langkah ini diambil mengingat tingginya jumlah sapi yang terpapar PMK. "Semua petugas kesehatan hewan kami kerahkan," tegasnya dalam keterangan pers Sabtu lalu, "karena jumlah sapi yang terjangkit PMK di kabupaten ini cukup banyak."
Penanganan PMK di Sampang
Data yang dihimpun Disperta-KP menunjukkan bahwa hingga Januari 2025, sebanyak 819 sapi di 14 kecamatan telah terjangkit PMK. Dari jumlah tersebut, 15 ekor sapi dilaporkan mati, 5 ekor dipotong paksa, dan 341 ekor dinyatakan sembuh. Data ini diperoleh dari rapat koordinasi dengan petugas lapangan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Pemkab Sampang membentuk tim khusus yang bertugas memeriksa kesehatan hewan langsung ke rumah-rumah warga. Selain itu, Disperta-KP juga rutin melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh pasar hewan di kabupaten tersebut. Upaya penyuluhan tentang pencegahan dan penanganan PMK juga terus digencarkan.
Kolaborasi Antar Instansi
Tim kesehatan hewan yang diterjunkan terdiri dari mantri, dokter hewan, dan penyuluh peternakan. Yang menarik, Pemkab Sampang juga melibatkan aparat kepolisian dan TNI dalam upaya ini. Alasannya, kedua instansi ini memiliki jaringan luas hingga tingkat desa, sehingga informasi terkait PMK dapat diakses dan ditindaklanjuti dengan cepat.
Suyono menjelaskan, "Polisi memiliki bhabinkamtibmas di setiap desa, dan TNI memiliki babinsa. Jadi, semua desa tercakup dalam jaringan ini."
Dengan kolaborasi ini, informasi mengenai kasus PMK dapat dihimpun dan ditangani secara efisien. Hal ini sangat penting untuk mencegah meluasnya wabah PMK di Kabupaten Sampang.
Titik Panas PMK di Sampang
Dari 14 kecamatan di Kabupaten Sampang, tiga kecamatan menunjukan angka kasus PMK yang paling tinggi. Kecamatan Camplong melaporkan 164 sapi terjangkit PMK, dengan 2 sapi mati dan 58 sembuh. Kecamatan Sokobanah melaporkan 125 kasus, dengan 67 sapi dinyatakan sembuh. Sementara itu, Kecamatan Tambelangan melaporkan 118 kasus, dengan 5 sapi mati dan 2 dipotong paksa.
Pemkab Sampang berkomitmen untuk terus memantau dan menangani kasus PMK. Pemeriksaan kesehatan sapi secara intensif dan kolaborasi antar instansi diharapkan dapat menekan angka penyebaran PMK dan melindungi populasi sapi di Kabupaten Sampang.
Langkah-langkah pencegahan dan penanganan PMK yang dilakukan Pemkab Sampang ini patut diapresiasi sebagai upaya proaktif dalam melindungi sektor peternakan di daerah tersebut.