Pemkot Mataram Gencarkan Literasi Digital untuk Tangkal Dampak Negatif Medsos pada Anak
Pemkot Mataram memperkuat literasi digital melalui program internet sehat di sekolah sebagai upaya mencegah dampak negatif media sosial pada anak-anak.

Pemerintah Kota Mataram mengambil langkah proaktif dalam menghadapi tantangan era digital. Meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak negatif media sosial (medsos), terutama pada kalangan anak-anak, mendorong Pemkot Mataram untuk melakukan intervensi penguatan literasi digital. Program ini diharapkan dapat membekali generasi muda dengan kemampuan mengelola penggunaan medsos secara sehat dan bertanggung jawab.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram, I Nyoman Swandiasa, menekankan pentingnya literasi digital. Ia menyebutkan bahwa anak-anak menjadi kelompok yang rentan terhadap dampak negatif digitalisasi. Pemerintah berupaya melindungi mereka dari berbagai ancaman seperti prostitusi, judi online, kekerasan seksual, penipuan, dan dampak negatif lainnya yang bersumber dari penyalahgunaan media sosial.
Intervensi ini tidak hanya menyasar anak-anak, tetapi juga melibatkan orang tua, keluarga, tokoh masyarakat, dan seluruh ekosistem di sekitar anak. Dengan demikian, diharapkan tercipta lingkungan yang mendukung penguatan digitalisasi secara komprehensif.
Program Internet Sehat di Sekolah
Salah satu langkah konkret yang diambil oleh Pemkot Mataram adalah melalui program internet sehat di sekolah. Program ini menyasar siswa di tingkat SD dan SMP. Tujuannya adalah memberikan sosialisasi dan edukasi terkait penggunaan internet yang sehat dan bertanggung jawab.
Melalui kegiatan ini, Diskominfo Kota Mataram berupaya meminimalkan dampak negatif penggunaan internet. Dampak negatif ini tidak hanya merusak tataran sosial, tetapi juga berpotensi merugikan ekonomi masyarakat.
Dalam kegiatan edukasi internet sehat, Diskominfo memberikan pemahaman tentang risiko yang ada dalam sistem digital. Anak-anak diajak untuk memanfaatkan transformasi digital sebagai peluang untuk berkreasi dan berinovasi secara positif. Diskominfo mengimbau agar anak-anak tidak menjadi korban transformasi digital yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Ancaman Judi Online dan Prostitusi
Ancaman situs-situs negatif, terutama judi online dan prostitusi, menjadi perhatian serius. Situs-situs ini menyerang hampir semua kalangan, termasuk pelajar. Oleh karena itu, antisipasi dini menjadi kunci untuk melindungi generasi muda dari bahaya tersebut.
Peran serta orang tua, keluarga, kakak, adik, dan seluruh anggota keluarga sangat penting dalam mendampingi anak-anak saat mereka berinteraksi dengan internet. Dukungan keluarga akan membantu anak-anak mengambil dampak positif dari era digitalisasi.
I Nyoman Swandiasa menegaskan, "Tanpa ada dukungan dari keluarga, maka upaya yang dilakukan pemerintah terkesan sia-sia."
Perda Pembatasan Penggunaan Handphone
Komitmen kuat Pemkot Mataram dalam mengantisipasi dampak negatif media sosial juga diwujudkan melalui kebijakan Peraturan Daerah (Perda) terkait pembatasan penggunaan handphone di sekolah. Perda ini menjadi bagian penting dari upaya perlindungan anak dari pengaruh buruk internet.
Namun, I Nyoman Swandiasa mengakui bahwa efektivitas kebijakan ini sangat bergantung pada dukungan dari orang tua. "Tetapi jika tidak didukung orang tua, kebijakan itu juga terkesan tidak mumpuni," ujarnya.
Dengan demikian, sinergi antara pemerintah, keluarga, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat dan aman bagi anak-anak di Kota Mataram.