Pemkot Yogyakarta Dorong Digitalisasi Parkir: Seluruh Jukir Targetkan Pakai QRIS
Pemerintah Kota Yogyakarta berencana mendigitalisasi seluruh sistem pembayaran parkir dengan QRIS, memberikan kemudahan bagi masyarakat dan juru parkir.

Pemerintah Kota Yogyakarta (Pemkot) memiliki target ambisius: seluruh juru parkir (jukir) di wilayahnya akan menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai metode pembayaran nontunai. Inisiatif ini diluncurkan untuk memodernisasi layanan perparkiran di kota tersebut. Langkah ini diumumkan pada Kamis, 24 April, di Yogyakarta. Inisiatif ini diharapkan akan memberikan kemudahan bagi masyarakat dan kepastian layanan bagi para jukir.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, menjelaskan bahwa digitalisasi pembayaran parkir merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi. "Secara terus menerus seluruh jukir di Kota Yogyakarta nanti kita harapkan sampai pada titik itu dan digitalisasi hal yang familiar oleh para jukir. Sehingga ada kepastian layanan, kepastian tarif dan mekanisme perparkiran," ujarnya. Ia menekankan bahwa sistem ini akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, baik pengguna jasa parkir maupun para jukir.
Dengan QRIS, masyarakat tidak perlu lagi repot menyiapkan uang kembalian, sementara jukir terbebas dari kerepotan mengelola uang tunai. "Agar masyarakat yang menggunakan jasa layanan parkir bisa membayar tanpa harus ribet. Juru parkir tidak usah ribet menyiapkan uang kembalian. Tinggal membuka rekening," tambah Agus Arif Nugroho. Program ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Yogyakarta untuk menciptakan sistem perparkiran yang lebih modern dan efisien.
Tahap Awal dan Target ke Depan
Sebagai langkah awal, Pemkot Yogyakarta telah memilih 10 jukir sebagai pilot project. Jukir-jukir terpilih tersebar di beberapa ruas jalan utama di Yogyakarta, termasuk Jalan Diponegoro, Brigjend Katamso, Mataram, Laksda Adisutjipto, dan Jalan KH Ahmad Dahlan. Masing-masing jalan terdapat dua jukir yang terlibat dalam program percontohan ini.
Para jukir ini telah dilengkapi dengan seragam baru dan kalung QRIS. Meskipun demikian, pengguna parkir masih tetap menerima karcis sebagai bukti pembayaran. Pemkot Yogyakarta menargetkan akan ada 100 jukir yang menggunakan QRIS pada akhir Mei 2025, menunjukkan komitmen yang kuat untuk memperluas program ini.
Dukungan dari Bank Indonesia (BI) DIY juga telah diberikan. Kepala Kantor Perwakilan BI DIY, Sri Darmadi Sudibyo, menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar terbiasa dengan sistem pembayaran digital. Ia juga berharap para jukir dapat berperan sebagai agen edukasi bagi masyarakat.
Dukungan Jukir dan Harapan ke Depan
Salah satu jukir yang terlibat dalam program ini, Uhlul Intanti, yang bertugas di Jalan Laksda Adisutjipto, memberikan tanggapan positif. Ia mengaku senang dengan kemudahan transaksi yang ditawarkan oleh QRIS, terutama saat berhadapan dengan pengguna yang membawa uang pecahan besar. "Harapannya ke depan, misalnya ada pengguna yang bawa uang besar atau kita 'enggak' ada uang kembalian, mereka bisa pakai QRIS," kata Uhlul.
Implementasi QRIS untuk pembayaran parkir di Yogyakarta diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia. Digitalisasi sistem pembayaran ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan transparansi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi jukir dan masyarakat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pemkot Yogyakarta dan BI DIY, program ini diyakini akan berjalan lancar dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Keberhasilan program ini akan bergantung pada beberapa faktor, termasuk tingkat adopsi masyarakat terhadap pembayaran digital dan efektivitas edukasi yang diberikan kepada jukir dan masyarakat. Namun, dengan komitmen yang kuat dari Pemkot Yogyakarta dan dukungan dari berbagai pihak, program ini memiliki potensi yang besar untuk sukses dan membawa perubahan positif bagi sistem perparkiran di Yogyakarta.