Pengungkapan Kasus Ekstasi di Padang: 270 Butir Ekstasi Disita dari Seorang Pengedar
Polda Sumbar berhasil menyita 270 butir ekstasi dari seorang pengedar, V (28), di Padang pada 10 Januari 2024, berdasarkan informasi masyarakat dan pengembangan penyelidikan lebih lanjut.

Polisi di Sumatra Barat berhasil mengungkap kasus peredaran narkoba dengan menyita 270 butir ekstasi. Penangkapan seorang pengedar narkoba di Padang pada Jumat, 10 Januari 2024, menjadi titik awal pengungkapan kasus ini. Direktur Reserse Narkoba Polda Sumbar, Kombes Pol Nico A Setiawan, mengumumkan temuan tersebut dalam keterangan pers di Padang.
Menurut keterangan Kombes Pol Nico, sebanyak 270 butir pil ekstasi berbagai merek disita dari tangan pelaku. Pil-pil tersebut siap diedarkan, menunjukkan bahwa pelaku merupakan bagian dari jaringan yang lebih besar. Polda Sumbar kini terus melakukan pengembangan penyelidikan untuk membongkar seluruh jaringan pengedar ekstasi ini.
Pelaku yang ditangkap, V (28), merupakan warga Jalan Andalas, Padang Timur. Penangkapan dilakukan di pinggir Jalan Batang Arau, Berok Nipah, Kecamatan Padang Barat. Tim Operasional Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumbar berhasil menangkap V berkat informasi dari masyarakat, yang menjadi bukti penting dalam keberhasilan operasi ini.
Saat penangkapan, V berada di dalam mobilnya yang terparkir. Ekstasi tersebut ditemukan petugas di dalam sebuah tas kecil berwarna hitam yang disembunyikan di bawah jok penumpang depan sebelah kiri mobil V. Bukti yang cukup kuat ini membuat V tidak dapat mengelak dari tuduhan yang dilayangkan kepadanya.
Setelah ditemukannya barang bukti tersebut, V langsung diamankan. Kini, V telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Sumbar. Ia dijerat dengan pasal 114 ayat (2) subsider pasal 112 ayat (2) Undang-undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009.
Ancaman hukuman yang dihadapi V cukup berat, yaitu minimal lima tahun dan maksimal 20 tahun penjara. Kasus ini menjadi bukti komitmen Polda Sumbar dalam memberantas peredaran narkoba di wilayahnya. Kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk turut serta memberantas peredaran narkoba dengan memberikan informasi kepada pihak berwajib.
Selain itu, Kombes Pol Nico juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat, khususnya para orang tua, tentang bahaya narkoba. Generasi muda menjadi target utama peredaran narkoba, sehingga peran orang tua dalam memberikan pemahaman akan bahaya narkoba sangatlah krusial. Pencegahan dini melalui edukasi keluarga diharapkan dapat menekan angka penyalahgunaan narkoba.