Penurunan Daya Beli Masyarakat Picu Anjloknya Konsumsi Rumah Tangga
Ekonom UMI, Dr. Etik Prihatin, mengungkapkan penurunan daya beli pasca-Lebaran 2025 memicu penurunan konsumsi rumah tangga, yang terlihat dari berkurangnya pembelian barang kebutuhan pokok di pasar tradisional.

Penurunan daya beli masyarakat pasca Lebaran 2025/Idul Fitri 1446 Hijriah telah memicu penurunan konsumsi rumah tangga. Hal ini disampaikan oleh Ekonom Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Dr. Etik Prihatin, SE, MM, di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (7/4). Pernyataan tersebut muncul setelah pengamatan terhadap kondisi ekonomi nasional dan dampaknya terhadap daya beli masyarakat.
Menurut Dr. Etik, program efisiensi pemerintah, meskipun bermaksud baik, turut mempengaruhi daya beli masyarakat. Dampaknya terlihat jelas pada penurunan tingkat konsumsi rumah tangga, yang tercermin dari pengurangan jumlah barang yang dibeli.
Kondisi ini diperkuat oleh kesaksian pedagang di Pasar Terong, Makassar, H. Ramli, yang mengamati penurunan signifikan pada pembelian barang kebutuhan pokok, terutama menjelang dan setelah Ramadhan serta Idul Fitri 1446 Hijriah. Penurunan ini terlihat dari berkurangnya jumlah barang yang dibeli konsumen, misalnya dari dua ekor ayam menjadi hanya seekor.
Dampak Penurunan Daya Beli terhadap Konsumsi
H. Ramli menuturkan bahwa penurunan daya beli masyarakat berdampak langsung pada bisnisnya. Biasanya, ia memesan ayam dari distributor sebanyak 3-4 mobil bak terbuka per minggu. Namun, sejak Ramadhan hingga saat ini, pemesanannya hanya 2 mobil bak terbuka saja. Kondisi ini menunjukkan penurunan permintaan yang signifikan.
Tidak hanya H. Ramli, para pembeli di Pasar Terong juga merasakan dampaknya. Salah satu pembeli mengungkapkan bahwa kemampuan belanja mereka saat Ramadhan dan Lebaran tahun ini jauh lebih terbatas dibandingkan tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang tetap, sementara harga kebutuhan pokok terus meningkat.
Mereka terpaksa mengurangi jumlah barang yang dibeli untuk menyesuaikan dengan anggaran yang terbatas. Kondisi ini menggambarkan kesulitan ekonomi yang dialami sebagian masyarakat dan dampaknya terhadap konsumsi rumah tangga.
Analisis Ekonom UMI terhadap Penurunan Konsumsi
Dr. Etik Prihatin menjelaskan bahwa penurunan daya beli masyarakat merupakan bagian dari dampak perkembangan ekonomi nasional. Kondisi ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan stakeholders terkait untuk mencari solusi yang tepat.
Ia menyarankan agar pemerintah melakukan evaluasi terhadap program-program ekonomi yang telah diterapkan dan mencari alternatif kebijakan yang lebih efektif untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Hal ini penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, perlu juga dilakukan upaya untuk mengendalikan inflasi dan menstabilkan harga kebutuhan pokok agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan lebih mudah. Dengan demikian, konsumsi rumah tangga dapat kembali meningkat dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kesimpulan
Penurunan daya beli masyarakat pasca Lebaran 2025 telah berdampak signifikan terhadap konsumsi rumah tangga. Kondisi ini terlihat dari penurunan jumlah pembelian barang kebutuhan pokok di pasar tradisional. Perlu adanya evaluasi dan solusi yang tepat dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini dan meningkatkan daya beli masyarakat.