Pertumbuhan Ekonomi NTB 2024: 5,30 Persen, Didorong Sektor Pertambangan
Pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2024 mencapai 5,30 persen, didorong oleh sektor pertambangan meskipun mengalami penurunan di triwulan IV, menurut data BPS.
Mataram, 5 Februari 2025 - Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) baru-baru ini mengumumkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut sepanjang tahun 2024 mencapai angka 5,30 persen. Angka ini didapat dari perhitungan kuartal ke kuartal, dan menjadi sorotan karena kontribusi signifikan dari sektor pertambangan.
Sektor Pertambangan sebagai Penggerak Utama
Kepala BPS NTB, Wahyudin, menjelaskan bahwa tanpa kontribusi sektor pertambangan, pertumbuhan ekonomi NTB hanya mencapai 3,87 persen. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran sektor pertambangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. "Tanpa tambang, angka pertumbuhan ekonomi sebesar 3,87 persen. Jadi masih ada pengaruh tambang, sehingga pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat cukup besar," ujar Wahyudin dalam konferensi pers di Mataram.
Data BPS juga menunjukkan fluktuasi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun. Pada triwulan III 2024, pertumbuhan ekonomi NTB mencapai angka yang cukup tinggi, yaitu 7,32 persen. Namun, angka tersebut mengalami penurunan di triwulan IV 2024, baik dengan maupun tanpa memperhitungkan sektor pertambangan.
Analisis Pertumbuhan Ekonomi NTB
Wahyudin menyoroti pentingnya menjaga konsistensi pertumbuhan ekonomi. Ia menyarankan agar selisih pertumbuhan ekonomi antara triwulan III dan IV 2024 tidak terlalu besar. "Kita harus konsolidasi terkait dengan target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat ke Nusa Tenggara Barat sebesar 7 persen pada tahun 2025," tambahnya. Hal ini menunjukkan perlunya strategi yang lebih terencana untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi pemerintah.
Laporan BPS juga mencatat bahwa sebagian besar lapangan usaha di NTB tumbuh positif secara tahunan pada triwulan IV 2024. Sektor pertanian, pertambangan, dan perdagangan menjadi tiga sektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB, masing-masing sebesar 20 persen, 19 persen, dan 14 persen.
Tantangan di Sektor Pertambangan
Meskipun memberikan kontribusi besar, sektor pertambangan justru mengalami kontraksi sebesar 16,84 persen secara tahunan pada triwulan IV 2024. Penurunan produksi konsentrat PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) menjadi penyebab utama kontraksi ini. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi.
Sektor Lain yang Tumbuh Positif
Di tengah tantangan tersebut, beberapa sektor lain menunjukkan pertumbuhan yang positif. Wahyudin menyebutkan bahwa tiga lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah listrik dan gas, administrasi pemerintahan, serta akomodasi dan makan minum. Pertumbuhan sektor-sektor ini diharapkan dapat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi NTB di masa mendatang.
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi NTB sebesar 5,30 persen pada tahun 2024 menunjukkan kinerja ekonomi yang cukup baik, meskipun didorong oleh sektor pertambangan yang mengalami fluktuasi. Pemerintah daerah perlu memperhatikan konsistensi pertumbuhan ekonomi dan mencari strategi untuk mencapai target pertumbuhan 7 persen pada tahun 2025. Diversifikasi ekonomi dan pengembangan sektor-sektor lain selain pertambangan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut.