Pesona Pesisir Timur Semenanjung Malaysia di Bulan Ramadhan
Jelajah pesisir timur Semenanjung Malaysia dari Kuala Lumpur hingga Kuala Terengganu, menyaksikan keindahan alam, proyek infrastruktur megah, dan keramahan masyarakatnya saat Ramadhan tiba.

Perjalanan menjelajahi pesisir timur Semenanjung Malaysia dimulai dari Kuala Lumpur menuju Kuantan, Pahang, menawarkan pengalaman unik, khususnya selama bulan Ramadhan. Rute darat yang ditempuh memberikan kesempatan untuk menyaksikan keindahan alam dan perkembangan infrastruktur di sepanjang jalur tersebut. Dari Terminal Bersepadu Selatan (TBS), perjalanan bus selama hampir empat jam melewati lanskap yang beragam, mulai dari dataran tinggi hingga hamparan kebun durian dan kelapa sawit.
Salah satu proyek infrastruktur yang mencolok adalah Proyek Jalur Kereta Api Pantai Timur (ECRL), yang menghubungkan Pelabuhan Klang hingga Kota Bharu. Proyek ini menelan biaya hingga 50,27 miliar ringgit dan diproyeksikan rampung pada akhir 2027, memangkas waktu tempuh perjalanan darat secara signifikan. Sepanjang perjalanan, terlihat pula berbagai industri besar, termasuk kompleks industri migas di Kerteh dan Taman Industri Kuantan Malaysia-China (MCKIP), yang berkontribusi pada perekonomian daerah.
Menjelang petang, suasana Ramadhan terasa kental di sepanjang jalur pesisir. Penjual juadah berbuka puasa berjejer di tepi jalan, mengingatkan akan suasana serupa di Indonesia. Hal ini menunjukkan kesamaan budaya dan tradisi dalam menyambut bulan suci Ramadhan, meskipun di negara yang berbeda.
Mengenal Kuantan dan Tradisi Berbuka Puasa
Sesampainya di Kuantan, Bazar Ramadhan Padang MBK 1 menjadi destinasi utama untuk berburu juadah. Bazar ini terletak bersebelahan dengan Masjid Negeri Pahang, memudahkan warga untuk beribadah setelah berbuka puasa. Mohammad Nazrin Othman, seorang pedagang ayam bakar di bazar tersebut, menceritakan tradisi berbuka puasa bersama di Padang MBK 1 yang telah berlangsung bertahun-tahun dan semakin populer.
Tradisi ini memungkinkan warga untuk berkumpul dan berbagi hidangan bersama keluarga, teman, dan sahabat. Lokasi yang dekat dengan masjid juga memudahkan warga untuk langsung melaksanakan shalat magrib dan tarawih setelah berbuka puasa. Hal ini mencerminkan pentingnya nilai-nilai sosial dan keagamaan dalam kehidupan masyarakat Kuantan.
Selain itu, keberadaan proyek infrastruktur seperti ECRL juga berdampak pada perekonomian daerah. Proyek ini membuka lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur kereta api. Hal ini menunjukkan bagaimana pembangunan infrastruktur dapat berdampak positif pada kehidupan masyarakat setempat.
Kuala Terengganu: Keindahan Jembatan dan Tradisi Moreh
Perjalanan berlanjut ke Kuala Terengganu, yang juga menawarkan pesona tersendiri selama Ramadhan. Warga Kuala Terengganu memilih Dataran Utama Shahbandar sebagai tempat favorit untuk berbuka puasa bersama. Mereka menggelar tikar dan menikmati berbagai hidangan khas Terengganu, seperti air balang, nasi dagang, dan kuih akok.
Muhammad Qais Izzuddin Azar dan teman-temannya berbagi pengalaman berbuka puasa di Dataran Utama Shahbandar, yang menawarkan pemandangan indah Jembatan Angkat Kuala Terengganu. Jembatan ini menjadi ikon kota dan semakin mempesona saat malam hari dengan lampu-lampu yang menyala. Setelah shalat magrib dan tarawih, warga melanjutkan tradisi moreh, yaitu bersantap bersama di tempat makan yang masih buka.
Tradisi moreh memperlihatkan keakraban dan kebersamaan masyarakat Kuala Terengganu selama Ramadhan. Selain itu, kebiasaan toko-toko tutup pukul 18.00 waktu setempat juga menunjukkan penghormatan terhadap waktu ibadah. Hal ini menunjukkan bagaimana masyarakat Kuala Terengganu menjaga keseimbangan antara aktivitas ekonomi dan kegiatan keagamaan.
Secara keseluruhan, perjalanan menyusuri pesisir timur Semenanjung Malaysia selama Ramadhan memberikan pengalaman yang berkesan. Keindahan alam, perkembangan infrastruktur, dan keramahan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan menciptakan suasana yang unik dan tak terlupakan. Tradisi berbuka puasa bersama di tempat-tempat terbuka menjadi bukti keakraban dan kebersamaan masyarakat setempat dalam menyambut bulan suci Ramadhan.