PMI Banda Aceh Kekurangan Darah, Butuh 200 Kantong per Hari
PMI Banda Aceh kekurangan 120-150 kantong darah per hari untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit, meskipun memiliki 150.000 pendonor dalam database, hanya sebagian kecil yang aktif.
Banda Aceh, 8 Februari 2024 - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banda Aceh menghadapi tantangan serius dalam memenuhi kebutuhan darah di berbagai rumah sakit. Setiap harinya, PMI membutuhkan 150 hingga 200 kantong darah, namun hanya mampu memenuhi sekitar 80 persen dari kebutuhan tersebut. Kekurangan ini berdampak langsung pada pasien yang membutuhkan transfusi darah.
Kebutuhan Darah yang Tinggi
Ketua PMI Banda Aceh, Ahmad Haeqal Asri, mengungkapkan bahwa kendala utama adalah jumlah pendonor yang tidak sebanding dengan kebutuhan darah yang terus meningkat. "Kami masih menghadapi kendala dalam pemenuhan stok darah. Terkadang kebutuhan meningkat, sementara jumlah pendonor tidak mencapai target," ujar Haeqal.
Meningkatnya kebutuhan darah ini didorong oleh beberapa faktor. Penyakit musiman seperti infeksi tropis, kasus kecelakaan, operasi, kanker, dan pasien cuci darah (hemodialisis) turut berkontribusi pada peningkatan permintaan. Terutama pasien talasemia, yang membutuhkan sekitar 100 kantong darah per hari.
PMI Banda Aceh berupaya memenuhi kebutuhan melalui dua jalur, yaitu penggalangan donor darah di gedung PMI dan melalui unit mobil keliling yang ditempatkan di berbagai instansi pemerintahan dan lokasi strategis lainnya. Target penggalangan di gedung dan mobil keliling masing-masing 100 kantong per hari, namun realisasinya seringkali jauh dari target. "Di gedung, meskipun targetnya 100 kantong, terkadang hanya terkumpul 20 hingga 30 kantong per hari," tambah Haeqal.
Strategi Peningkatan Donor Darah
Meskipun memiliki database sekitar 150.000 pendonor, hanya sekitar 3.000 hingga 4.000 pendonor yang aktif setiap bulannya. Untuk mengatasi hal ini, PMI Banda Aceh tengah merancang strategi baru yang lebih efektif. Salah satunya adalah strategi "jemput bola", yaitu menghubungi pendonor secara langsung dan menyediakan tim medis untuk melaksanakan donor darah di lokasi yang ditentukan pendonor.
Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi pendonor, terutama menjelang bulan Ramadhan, di mana kebutuhan darah seringkali meningkat. "Kita punya rencana seperti itu guna mencukupi kebutuhan darah saat bulan Ramadhan nanti. Tahun lalu, stok darah cukup, tetapi tahun ini kami harus memastikan tidak sampai mengalami kekosongan total," jelas Haeqal.
Selain itu, PMI Banda Aceh juga berupaya meningkatkan efisiensi metode transfusi darah di rumah sakit agar penggunaan darah lebih optimal. "Alhamdulillah, kebutuhan darah untuk pasien talasemia sejauh ini masih bisa terpenuhi. Rumah sakit juga mulai mengatur metode transfusi agar lebih efisien," tambahnya.
Ajakan untuk Donasi Darah
Haeqal mengajak masyarakat Banda Aceh untuk lebih aktif mendonorkan darahnya. Ia menekankan pentingnya donor darah sebagai bentuk kepedulian sosial dan aksi penyelamatan nyawa. "Satu kantong darah bisa membantu beberapa pasien yang sangat membutuhkan. Darah bukan sekadar obat, bagi pasien dengan kondisi kritis, darah adalah nyawa," tutup Haeqal.
PMI Banda Aceh berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan, kebutuhan darah di Banda Aceh dapat terpenuhi secara optimal dan tidak ada lagi pasien yang terhambat pengobatannya karena kekurangan darah.