Polresta Tanjungpinang Ciduk 16 Tersangka Narkotika Awal 2025
Polresta Tanjungpinang berhasil menangkap 16 tersangka kasus narkotika pada Januari-Februari 2025 dengan barang bukti sabu, ekstasi, dan ganja, serta tengah memburu bandar besar.

Tanjungpinang, 14 Februari 2025 - Polresta Tanjungpinang berhasil membongkar jaringan narkotika dengan menangkap 16 tersangka selama bulan Januari dan Februari 2025. Pengungkapan kasus ini menunjukkan komitmen kepolisian dalam memberantas peredaran narkoba di wilayah hukumnya. Rincian tersangka terdiri dari 15 pria dan satu wanita, menunjukkan bahwa peredaran narkoba melibatkan berbagai kalangan.
Pengungkapan Kasus dan Barang Bukti
Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol. Hamam Wahyudi, mengumumkan penangkapan tersebut pada Jumat lalu di kantornya. Dari operasi ini, polisi berhasil menyita barang bukti yang cukup signifikan, antara lain 251,32 gram sabu, tujuh butir pil ekstasi, dan 6,3 gram ganja. Jumlah barang bukti tersebut mengindikasikan peredaran narkoba yang cukup besar di Tanjungpinang.
Salah satu kasus yang menonjol adalah penangkapan di Jalan Cempedak, Kelurahan Kampung Baru. Petugas berhasil mengamankan 11 paket sabu dengan berat total 20 gram, berikut alat timbangan digital dan sebuah sepeda motor yang diduga digunakan untuk mengedarkan narkoba. Penangkapan ini menunjukkan keberhasilan polisi dalam mengungkap jaringan pengedar narkoba di tingkat bawah.
Modus Operandi dan Sanksi Hukum
Modus operandi para tersangka cukup sederhana, yaitu menggunakan telepon seluler untuk berkomunikasi dengan calon pembeli. Hal ini menunjukkan betapa mudahnya teknologi dimanfaatkan untuk kegiatan ilegal. Para tersangka dijerat dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun penjara. Hukuman berat ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para pelaku.
Mayoritas tersangka merupakan pengedar narkoba, sementara sebagian lainnya adalah pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa peredaran narkoba di Tanjungpinang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pengedar hingga pengguna. Polresta Tanjungpinang terus melakukan pengembangan kasus ini untuk membongkar jaringan lebih luas dan menangkap bandar besar yang menjadi pemasok narkoba.
Pentingnya Peran Masyarakat
Polresta Tanjungpinang juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam memberantas peredaran narkoba. Kepolisian mengajak masyarakat untuk segera melaporkan setiap informasi terkait penyalahgunaan narkotika di lingkungan sekitar kepada aparat berwenang. Kerjasama antara kepolisian dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan Tanjungpinang yang bebas dari narkoba.
Komitmen Polresta Tanjungpinang
Kombes Pol. Hamam Wahyudi menegaskan komitmen Polresta Tanjungpinang untuk memberantas peredaran narkoba secara tegas. Pihaknya berkomitmen untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan menindak tegas setiap pelaku narkotika. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi masyarakat Tanjungpinang.
Polisi juga terus berupaya untuk memutus mata rantai peredaran narkoba dengan memburu pemasok atau bandar utama. Dengan kerja keras dan kerjasama yang baik antara pihak kepolisian dan masyarakat, diharapkan peredaran narkoba di Tanjungpinang dapat ditekan seminimal mungkin.
Kesimpulan
Penangkapan 16 tersangka narkotika oleh Polresta Tanjungpinang merupakan langkah signifikan dalam upaya memberantas peredaran narkoba di wilayah tersebut. Komitmen kepolisian, dibarengi dengan peran aktif masyarakat, diharapkan dapat menciptakan Tanjungpinang yang aman dan bebas dari ancaman narkotika.