Program Makan Bergizi Gratis: Buka Peluang Kerja bagi Perempuan dan Wujudkan Indonesia Emas 2045
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak hanya menjamin gizi anak, tetapi juga membuka peluang kerja bagi 1,5 juta perempuan Indonesia di tahun 2045, berkontribusi pada terwujudnya Indonesia Emas.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah Indonesia bertujuan untuk meningkatkan gizi anak dan balita. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, pada Minggu, 27 April 2023, menyatakan bahwa program ini memberikan dampak positif bagi pemberdayaan perempuan. Saat ini, MBG telah melibatkan 40.000 orang di 1.080 satuan penyelenggara pemenuhan gizi (SPPG), dengan 55 persen di antaranya adalah perempuan. Program ini penting karena intervensi gizi sejak dini sangat krusial untuk mencetak generasi unggul dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. Dengan perluasan cakupan MBG, program ini diproyeksikan akan menyerap lebih banyak tenaga kerja perempuan.
Program MBG dinilai berhasil membuka peluang kerja yang lebih baik bagi perempuan Indonesia. Hal ini dikarenakan program ini membutuhkan banyak tenaga kerja di berbagai bidang, mulai dari tenaga dapur, ahli gizi, hingga akuntan. Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan ekonomi dan pemberdayaan perempuan.
Keberhasilan MBG dalam memberdayakan perempuan sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. Pemerintah menargetkan agar program ini menjangkau 82,9 juta penerima manfaat melalui 30.000 SPPG. Hal ini akan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, khususnya bagi perempuan.
Program MBG dan Pemberdayaan Perempuan
Program MBG memberikan kesempatan kerja bagi perempuan di berbagai posisi di SPPG. Mereka dapat berperan sebagai tenaga dapur, ahli gizi, atau bahkan akuntan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberdayakan perempuan dan melibatkan mereka secara aktif dalam pembangunan nasional.
Dengan melibatkan perempuan dalam program ini, MBG tidak hanya meningkatkan akses terhadap gizi yang baik, tetapi juga memperkuat pemberdayaan perempuan secara masif. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan kesetaraan gender dan memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk berkontribusi dalam pembangunan.
Partisipasi perempuan dalam MBG juga memberikan dampak positif bagi pemenuhan gizi nasional. Perempuan memiliki peran sentral dalam keluarga, khususnya dalam pengasuhan anak dan pemenuhan kebutuhan gizi keluarga. Dengan terlibat dalam MBG, perempuan dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan tambahan dalam bidang gizi.
Keikutsertaan perempuan dalam program MBG juga memperluas akses dan edukasi gizi dari tingkat rumah tangga. Perempuan yang terlibat dalam program ini dapat menjadi agen perubahan di lingkungan mereka, memberikan edukasi gizi kepada keluarga dan masyarakat sekitar.
MBG: Investasi untuk Indonesia Emas 2045
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menekankan pentingnya intervensi gizi sejak dini untuk mencetak generasi yang sehat dan berkualitas. Ia menjelaskan bahwa balita dan anak-anak sekolah saat ini akan menjadi tenaga kerja produktif di tahun 2045. Oleh karena itu, pemenuhan gizi mereka sejak dini sangat penting.
Dengan menargetkan 82,9 juta penerima manfaat, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, anak balita hingga pelajar SMA, MBG menjadi investasi jangka panjang untuk Indonesia Emas 2045. Program ini memastikan bahwa generasi mendatang memiliki kualitas kesehatan dan sumber daya manusia yang unggul.
Program MBG tidak hanya fokus pada pemenuhan gizi, tetapi juga pada pemberdayaan perempuan dan pembangunan sumber daya manusia. Dengan melibatkan perempuan secara aktif dalam program ini, pemerintah berharap dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.
"Semua ini merupakan langkah penting dalam membangun sumber daya manusia unggul demi terwujudnya Indonesia Emas 2045," kata Dadan Hindayana.
Dengan demikian, program MBG bukan hanya sekadar program pemberian makanan bergizi, tetapi juga sebuah strategi untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih baik melalui pemberdayaan perempuan dan investasi pada generasi mendatang.