Program MBG: Buka 90 Ribu Lapangan Kerja dan Pacu Ekonomi Nasional
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berpotensi menciptakan 90.000 lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui pembentukan 30.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Jakarta, 13 Mei 2024 - Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia diproyeksikan akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional dan penyerapan tenaga kerja. Program yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto ini berpotensi membuka 90.000 lapangan kerja baru di seluruh Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Tigor Pangaribuan, dalam keterangan resmi di Jakarta.
Menurut Tigor, peluang kerja tersebut akan tersebar di 30.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang direncanakan beroperasi di seluruh provinsi. Setiap SPPG akan membutuhkan tiga tenaga profesional, yaitu kepala SPPG, ahli gizi, dan akuntan, sehingga total kebutuhan tenaga kerja mencapai angka yang cukup fantastis.
Program MBG tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi masyarakat, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja, khususnya bagi lulusan baru atau fresh graduate. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Peluang Emas bagi Lulusan Baru
Tigor menjelaskan lebih lanjut bahwa program ini akan menyerap banyak lulusan sarjana baru, terutama di bidang gizi dan akuntansi. "Jadi tadi kepala unit (SPPG) itu ada 30 ribu yang bekerja, otomatis sudah kita rekrut 30 ribu Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) di Indonesia untuk jadi kepala. Jadi 90 ribu lapangan pekerjaan terbuka buat sarjana-sarjana kita yang fresh graduate (lulusan baru)," ujarnya. Ia menambahkan bahwa SPPG akan mempekerjakan sarjana berusia sekitar 22-30 tahun.
Dengan adanya program ini, para lulusan sarjana memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional dan meningkatkan taraf hidup mereka. Program ini juga diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran di kalangan sarjana muda.
Selain itu, program ini juga memberikan kesempatan bagi para ahli gizi untuk berkiprah lebih luas dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai, para ahli gizi dapat lebih fokus pada tugas dan tanggung jawab mereka dalam memberikan pelayanan gizi yang optimal.
Dampak terhadap Perekonomian Nasional
Program MBG tidak hanya berdampak positif pada sektor ketenagakerjaan, tetapi juga akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Tigor menyebutkan bahwa program ini akan memacu perputaran ekonomi di setiap satuan pelayanan. Pembelian bahan pertanian dari desa-desa akan meningkatkan pendapatan para petani dan pelaku usaha pertanian.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan dan memberdayakan masyarakat di pedesaan. Program MBG diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan para petani.
Dengan demikian, program ini memiliki efek berganda (multiplier effect) terhadap perekonomian nasional, mulai dari peningkatan pendapatan petani hingga penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor terkait.
Anggaran dan Target Program MBG
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa mekanisme tambahan anggaran untuk Program MBG sebesar Rp50 triliun sedang dalam proses penyusunan peraturan presiden (Perpres). "Kita lagi membuat mekanismenya dulu ya, makanya ada percepatan-percepatan, kalau ada percepatan kan butuh anggaran," katanya. Ia memastikan bahwa anggaran untuk Program MBG telah dijamin oleh pemerintah.
Saat ini, sudah terbentuk 1.295 SPPG di 38 provinsi. Jika program berjalan penuh, akan dibutuhkan 30.000 SPPG untuk mencapai target 82,9 juta penerima manfaat pada tahun 2025. Besarnya anggaran yang dibutuhkan akan bergantung pada percepatan pelaksanaan program tersebut.
Dengan potensi yang besar ini, Program MBG diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia sekaligus menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Program ini juga menjadi bukti komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program MBG merupakan langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia, sekaligus membuka peluang kerja yang luas bagi para sarjana muda dan mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah.