PT SEML Kembangkan PLTP Tahap Dua: Bor 8 Sumur Baru di Solok Selatan
PT Supreme Energi Muara Laboh (SEML) akan menambah kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Solok Selatan, Sumatra Barat, dengan melakukan pengeboran delapan sumur pengembangan tahap dua.

PT Supreme Energi Muara Laboh (SEML) di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, berencana melakukan pengembangan besar-besaran pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) mereka. Proyek tahap dua ini akan melibatkan pengeboran delapan sumur baru, menambah kapasitas PLTP hingga 80 megawatt. Pengembangan ini menandai langkah signifikan dalam meningkatkan kapasitas energi terbarukan di daerah tersebut.
Pengembangan Sumur PLTP Tahap Dua
Menurut Gilang Rifki Arif, Senior Drilling Engineer PT SEML, delapan sumur baru ini terdiri dari empat sumur produksi dan empat sumur injeksi. Sumur-sumur produksi akan berada di wellpad H dan F, sementara sumur injeksi akan terletak di wellpad D dan K. Lokasi pengeboran berada di sekitar sumur-sumur yang sudah ada, meminimalisir dampak lingkungan yang signifikan.
Proses pengeboran akan menggunakan satu unit drilling rig. PT SEML menargetkan Spud Date (waktu mulai pengeboran) pada September 2025. Total durasi proyek, termasuk mobilisasi dan demobilisasi, diperkirakan mencapai 16 bulan. Sumur produksi ditargetkan sedalam 3.200 meter, sedangkan sumur injeksi sedalam 2.500 meter.
Tahapan Mobilisasi dan Persiapan
Tahapan persiapan proyek telah direncanakan secara matang. Mobilisasi casing (150 loads) akan dimulai pada April 2025 dan berlangsung selama kurang lebih dua bulan. Mobilisasi rig (180 loads) dijadwalkan dimulai Juni 2025 dan akan memakan waktu 90 hari. Mobilisasi peralatan pengeboran (rig), material semen, dan material lumpur (sekitar 60 loads) akan dilakukan secara paralel dengan mobilisasi rig, guna efisiensi waktu dan sumber daya.
Dampak Lingkungan dan Keselamatan Kerja
Muhammad Arif Tarunaprawira, Senior Manager SHE PT SEML, menjelaskan bahwa pengembangan proyek tahap dua ini akan melibatkan pembukaan lahan tambahan untuk satu tapak sumur dan aksesnya. Untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan, AMDAL tahap dua akan dilakukan amandemen. Penting untuk ditekankan bahwa pengeboran sumur ini berada di Areal Penggunaan Lain (APL), bukan di dalam kawasan hutan.
Proyek ini juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Pada puncaknya, proyek ini diperkirakan akan membutuhkan 1.400 tenaga kerja, dengan 89 persen di antaranya berasal dari tenaga kerja lokal. Hal ini menunjukkan komitmen PT SEML terhadap pemberdayaan masyarakat sekitar.
Kesimpulan
Pengembangan PLTP tahap dua oleh PT SEML di Solok Selatan merupakan proyek strategis yang akan meningkatkan kapasitas energi terbarukan di Sumatra Barat. Dengan perencanaan yang matang dan komitmen terhadap aspek lingkungan dan sosial, proyek ini diharapkan dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat sekitar dan Indonesia secara keseluruhan. Keberhasilan proyek ini akan menjadi contoh nyata bagaimana pengembangan energi terbarukan dapat berjalan beriringan dengan pembangunan berkelanjutan.