RI-Korsel Jalin Kerja Sama Smart Factory untuk Peningkatan Daya Saing Industri
Indonesia dan Korea Selatan resmi bekerja sama mengembangkan smart factory untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing industri manufaktur Indonesia di pasar global, ditandai dengan penandatanganan MoU pada 22 Januari 2024.
![RI-Korsel Jalin Kerja Sama Smart Factory untuk Peningkatan Daya Saing Industri](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/26/200031.051-ri-korsel-jalin-kerja-sama-smart-factory-untuk-peningkatan-daya-saing-industri-1.jpg)
Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) resmi berkolaborasi dalam penerapan smart factory atau fasilitas produksi cerdas. Kerja sama ini diresmikan melalui penandatanganan Memorandum of Arrangement (MoA) pada 22 Januari 2024 antara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indonesia dan International Economic Affairs Bureau, Ministry of Economy and Finance (MOEF) Korsel. Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan produktivitas dan daya saing industri manufaktur Indonesia, sejalan dengan implementasi Industri 4.0.
Inisiatif ini diyakini akan memberikan dampak signifikan bagi industri manufaktur Indonesia. Andi Rizaldi, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis Indonesia untuk bersaing di pasar global. Hal senada disampaikan Priyadi Arie Nugroho, Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri (POPTIKJI) Kemenperin. Ia optimistis penerapan smart factory akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas, menekan biaya operasional, dan pada akhirnya meningkatkan daya saing produk Indonesia di kancah internasional. "Dengan pengalaman Korea Selatan yang telah sukses mengembangkan ekosistem smart factory, kami optimistis kolaborasi ini akan menjadi inspirasi dan panduan berharga," ungkap Priyadi.
Choi Dong Il, perwakilan MOEF Korsel, turut memberikan komentar positif. Ia melihat kerja sama ini sebagai langkah penting untuk meningkatkan daya saing manufaktur Indonesia dan mendorong kolaborasi antar perusahaan kedua negara. "Kami berharap lebih banyak proyek seperti ini akan terwujud di masa depan," tambahnya, menekankan pentingnya kerja sama ekonomi untuk memperkuat hubungan perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan.
Dewi Muliana, Direktur Akses Industri Internasional (AII) Kemenperin, menjelaskan bahwa kerja sama bilateral ini merupakan bagian dari upaya Direktorat AII untuk meningkatkan implementasi kerja sama teknik di bidang industri. Kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing industri, mendorong ekspor, menarik investasi, dan meningkatkan partisipasi Indonesia dalam rantai pasok global.
Secara keseluruhan, kerja sama penerapan smart factory antara Indonesia dan Korea Selatan merupakan langkah progresif untuk memajukan industri manufaktur Indonesia. Dengan memanfaatkan pengalaman dan teknologi Korsel, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing di pasar internasional. Kolaborasi ini juga membuka peluang kemitraan dan investasi yang lebih luas antara kedua negara.
Ke depannya, pemantauan dan evaluasi berkelanjutan terhadap implementasi kerja sama ini sangat penting untuk memastikan keberhasilannya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komitmen dan kerja sama yang kuat antara kedua negara akan menjadi kunci keberhasilan transformasi industri manufaktur Indonesia menuju era Industri 4.0.