Rp9 Triliun untuk Makan Bergizi Gratis di NTT: Dorongan Ekonomi dan Kualitas Gizi Anak
Pemerintah pusat menggelontorkan Rp9 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di NTT, membangun ratusan SPPG dan menargetkan 1,5 juta siswa, sekaligus mendorong perekonomian lokal.

Pemerintah pusat mengalokasikan anggaran fantastis sebesar Rp9 triliun untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Anggaran tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur pendukung program dan menjangkau jutaan siswa. Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas gizi anak-anak NTT, tetapi juga memberikan dampak positif pada perekonomian daerah.
Kabar baik ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayani, saat beraudiensi dengan Gubernur NTT, Melki Laka Lena, dan 22 kepala daerah lainnya di Jakarta. Menurut Dadan, anggaran tersebut akan digunakan untuk membangun 696 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di NTT, menambah jumlah SPPG yang ada saat ini yang baru berjumlah 17 unit. Dengan tambahan SPPG tersebut, program MBG ditargetkan menjangkau hingga 1,5 juta siswa, dengan setiap SPPG melayani rata-rata 3.000 anak.
Program MBG ini mendapat sambutan hangat dari Gubernur NTT dan para kepala daerah. "Kami menyambut baik program ini, karena memberikan dampak langsung terhadap masyarakat dan perekonomian daerah. Dana Rp9 triliun ini jumlahnya dua kali lipat dari APBD NTT," ujar Gubernur Melki Laka Lena. Beliau menambahkan bahwa program ini merupakan kesempatan besar untuk menggerakkan ekonomi rakyat dan mendukung program MBG.
Infrastruktur dan Alokasi Anggaran
Dari total anggaran Rp9 triliun, sebanyak 85 persen akan dialokasikan untuk pengadaan bahan baku makanan bergizi. Sisa 15 persen akan digunakan untuk pembiayaan jasa, termasuk upah tenaga pemasak dan pekerja lainnya. Pembangunan infrastruktur SPPG yang masif ini diharapkan mampu menjangkau seluruh wilayah NTT dan memastikan ketersediaan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah.
Dengan adanya tambahan SPPG, diharapkan layanan pemenuhan gizi akan semakin merata dan efektif. Hal ini sejalan dengan tujuan utama program MBG yaitu meningkatkan kualitas gizi anak-anak di NTT. Pemilihan bahan baku lokal juga diharapkan mampu memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat di sekitar SPPG.
Program ini juga dirancang untuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses pengadaan bahan baku dan pengelolaan SPPG, program MBG diharapkan mampu memberdayakan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan.
Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah
Kunjungan Gubernur Melki Laka Lena dan para kepala daerah ke Jakarta tidak hanya terbatas pada pertemuan dengan BGN. Mereka juga melakukan pertemuan dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan kementerian dalam meningkatkan kualitas pendidikan di NTT.
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk menyusun langkah strategis dalam menghadapi tantangan pendidikan di NTT. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk bekerja sama dalam menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi anak-anak NTT. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat dampak positif dari program MBG terhadap perkembangan anak secara holistik.
"Kami melakukan pertemuan bersama Bapak Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai momentum penting dalam menyusun langkah strategis untuk menghadapi tantangan pendidikan di NTT, sekaligus memastikan kebijakan pendidikan yang inklusif dan berkualitas di NTT dapat tercapai melalui sinergitas Pemerintah Daerah dan Pendidikan Dasar dan Menengah," jelas Gubernur Melki.
Program MBG di NTT bukan hanya sekadar program pemberian makanan bergizi, tetapi juga merupakan bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan yang terintegrasi. Dengan dukungan anggaran yang besar dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, program ini berpotensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat NTT, khususnya anak-anak.