Rusunawa Mayangan Siap Jadi Sekolah Rakyat: Wujudkan Mimpi Pendidikan Anak Miskin Probolinggo
Wali Kota Probolinggo, Aminuddin, menyatakan kesiapan Rusunawa Mayangan untuk dijadikan Sekolah Rakyat, menindaklanjuti instruksi Presiden Prabowo Subianto, guna mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak kurang mampu.

Kota Probolinggo, Jawa Timur, tengah bersiap menyambut program Sekolah Rakyat yang inovatif. Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Mayangan akan dialihfungsikan menjadi sekolah ini, menindaklanjuti instruksi Presiden Prabowo Subianto. Program ini bertujuan untuk memberikan akses pendidikan yang layak bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu di Kota Probolinggo. Inisiatif ini melibatkan kolaborasi antara pemerintah kota, Kementerian Sosial, dan Kementerian Pekerjaan Umum.
Wali Kota Probolinggo, Aminuddin, menyatakan kesiapannya dalam keterangan tertulis pada Kamis, 15 Mei 2024. "Secara prinsip kami sudah siap dan sudah disurvei oleh Kementerian Sosial (Kemensos) dan Pekerjaan Umum (PU). Tinggal ada beberapa kelengkapan untuk menunjang kegiatan sekolah, seperti dapur, sarana olahraga, dan mushala yang akan dibangun," ujarnya. Rusunawa Mayangan akan menjadi tempat tinggal sekaligus lokasi pendidikan karakter bagi para siswa, sementara kegiatan belajar mengajar akan dilakukan di SDN Mayangan 4 yang sedang direnovasi.
Program Sekolah Rakyat ini menargetkan siswa SMP dan SMA dari keluarga miskin. Saat ini, tercatat sebanyak 128 siswa telah terjaring, dan akan dibagi menjadi dua rombongan belajar (rombel) untuk masing-masing jenjang. Aminuddin berharap, "Semoga memberikan harapan baru untuk menggapai masa depan yang lebih baik dan memperbaiki standar hidup anak-anak yang nantinya akan mengubah kondisi perekonomian keluarganya."
Sekolah Rakyat: Solusi Kemiskinan dan Kualitas Pendidikan
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf turut memantau kesiapan Rusunawa Mayangan. Beliau memastikan program ini berjalan sesuai instruksi Presiden dan siap diluncurkan pada bulan Juli mendatang. Sekolah Rakyat, menurut Mensos, menjadi jawaban atas isu kemiskinan dan rendahnya akses pendidikan bagi anak-anak kurang mampu. Proses seleksi calon siswa pun dilakukan secara ketat, dengan memastikan mereka berasal dari keluarga miskin ekstrem (Desil 1 dan 2 DTSEN).
"Kami ingin memastikan sarana dan prasarana sudah siap, serta pelaksanaan program itu benar-benar menyentuh masyarakat yang kurang mampu. Sekolahnya sementara di Rusunawa Mayangan, mungkin sekitar setahun dan tahun kedua akan pindah ke sekolah yang dibangun oleh Presiden Prabowo," jelas Mensos. Pemerintah Kota Probolinggo telah menyiapkan lahan seluas 7,6 hektare untuk pembangunan Sekolah Rakyat permanen yang nantinya dapat menampung hingga 1000 siswa dari jenjang SD, SMP, dan SMA.
Proses seleksi calon siswa mengedepankan verifikasi dan validasi langsung ke rumah calon siswa. Petugas dari PKH, lurah, camat, dan BPS akan bekerja sama melakukan pengecekan lapangan. Hasilnya akan diverifikasi dan ditandatangani langsung oleh Wali Kota. Mensos menekankan, "Jangan sampai nanti yang masuk malah saudara RT, RW, atau saudara wali kota. Siswa Sekolah Rakyat harus benar-benar miskin, yang bahkan belum terdata mendapat bantuan sekalipun."
Konsep Unik Sekolah Rakyat: Pendidikan Formal dan Penguatan Karakter
Sekolah Rakyat mengusung konsep unik dengan menggabungkan pendidikan formal dan penguatan karakter. Sistem berasrama penuh diterapkan untuk pembinaan intensif selama 24 jam. Mensos memastikan guru-guru yang terpilih memiliki keahlian dan akan diawasi secara ketat, mengingat anak-anak akan berada di bawah pengawasan sekolah selama 24 jam, layaknya di pondok pesantren. Tidak akan ada tes akademik dalam proses seleksi siswa.
Dengan adanya program Sekolah Rakyat ini, diharapkan dapat memberikan kesempatan yang setara bagi anak-anak kurang mampu untuk mengakses pendidikan berkualitas dan membangun masa depan yang lebih cerah. Program ini juga menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya di Kota Probolinggo.
Program ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mengatasi kesenjangan pendidikan dan memberikan kesempatan yang setara bagi semua anak Indonesia untuk meraih pendidikan yang layak. Semoga program ini dapat berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Kota Probolinggo.