Semua BUMN Masuk Danantara Akhir Maret 2025, Aset Capai US$ 900 Miliar
Wakil Menteri BUMN, Dony Oskaria, memastikan seluruh BUMN akan bergabung dengan BPI Danantara pada akhir Maret 2025, mengelola aset lebih dari US$ 900 miliar.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dony Oskaria, mengumumkan rencana integrasi seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke dalam Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada akhir Maret 2025. Pengumuman ini disampaikan setelah beliau menghadiri rapat tertutup selama hampir 3 jam dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/3).
Rapat tersebut membahas tahapan selanjutnya pembentukan Danantara. Dony Oskaria menegaskan, "Insyaallah mudah-mudahan, tentu sebelum RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) sudah kami lakukan inbreng. Semua BUMN inbreng sekaligus." Komisi VI DPR RI, yang membidangi perdagangan, kawasan perdagangan, pengawasan persaingan usaha, dan BUMN, turut serta dalam proses penting ini.
Integrasi ini meliputi BUMN berstatus PT, bukan Perusahaan Umum (Perum). Pemerintah masih melakukan kajian lebih lanjut terkait BUMN berstatus Perum. Proses inbreng, yaitu penyertaan aset BUMN ke Danantara sebagai modal, akan menjadi tahapan krusial dalam realisasi rencana ini. Danantara, sebagai sovereign wealth fund baru, bertujuan meningkatkan efisiensi dan daya saing global BUMN.
Tahapan Integrasi BUMN ke Danantara
Proses integrasi BUMN ke Danantara akan dilakukan secara bertahap. Tahapan awal melibatkan tujuh perusahaan BUMN unggulan, yaitu Bank Mandiri, BRI, PLN, Pertamina, BNI, Telkom Indonesia, dan MIND ID. Namun, target akhir adalah integrasi seluruh BUMN ke dalam Danantara. Hal ini menunjukkan ambisi pemerintah untuk mengoptimalkan pengelolaan aset BUMN.
Danantara akan beroperasi melalui dua holding, yaitu holding investasi dan holding operasional, keduanya berbentuk PT. Dony Oskaria, yang juga menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) Danantara, akan memimpin holding operasional, sementara Pandu Sjahrir akan memimpin holding investasi.
Dengan pengelolaan aset yang terintegrasi, diharapkan Danantara dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing BUMN di kancah global. Integrasi ini juga diyakini akan menghasilkan sinergi yang lebih kuat antar BUMN, sehingga mampu berkontribusi lebih besar bagi perekonomian nasional.
Aset Danantara dan Proyeksi Ke Depan
Danantara diperkirakan akan mengelola aset lebih dari US$ 900 miliar, dengan proyeksi dana awal mencapai US$ 20 miliar. Angka ini menunjukkan potensi besar Danantara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pengelolaan aset yang profesional dan terintegrasi diharapkan mampu menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi negara.
Proses inbreng seluruh BUMN ke Danantara diharapkan selesai pada akhir Maret 2025. Hal ini menandai babak baru dalam pengelolaan BUMN di Indonesia, menuju pengelolaan yang lebih efisien, modern, dan berdaya saing global. Pemerintah optimistis langkah ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Proses ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengoptimalkan potensi BUMN untuk berkontribusi lebih besar pada pembangunan ekonomi nasional. Dengan pengelolaan aset yang terpusat dan terintegrasi, diharapkan Danantara dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
Keberhasilan integrasi ini akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk koordinasi antar lembaga, efisiensi operasional, dan kemampuan Danantara dalam mengelola aset yang sangat besar. Pemerintah akan terus memantau dan mendukung proses ini agar berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diharapkan.