Sinergi Pers dan Warganet: Pilar Demokrasi di Era Digital
Anggota DPR RI, Muhammad Khozin, memuji kolaborasi antara pers dan warganet dalam mengawal isu publik di era digital, menyebutnya sebagai kekuatan demokrasi yang menyehatkan.
![Sinergi Pers dan Warganet: Pilar Demokrasi di Era Digital](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/09/120037.296-sinergi-pers-dan-warganet-pilar-demokrasi-di-era-digital-1.jpg)
Jakarta, 09 Februari 2025 - Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2025, Muhammad Khozin, anggota Komisi II DPR RI, memberikan apresiasi atas kolaborasi efektif antara pers dan warganet dalam mengawal isu-isu publik di Indonesia. Khozin, yang juga mantan wartawan, menekankan pentingnya peran sinergis ini dalam memperkuat demokrasi.
Kolaborasi yang Menyehatkan Demokrasi
"Pers dan warga internet saling bahu membahu mengawal isu publik. Situasi ini menyehatkan demokrasi kita," ujar Khozin dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Minggu lalu. Ia melihat fenomena viralitas di media sosial sebagai pemicu bagi pers untuk menindaklanjuti informasi tersebut dengan prinsip jurnalistik yang ketat.
Khozin menjelaskan bahwa pers berperan penting dalam memverifikasi, memvalidasi, dan memastikan keakuratan informasi yang beredar. Penerapan prinsip cover both side menjadi kunci dalam menghadirkan berita yang berimbang dan objektif. Di tengah banjir informasi di media sosial, peran pers dalam menyajikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan menjadi semakin krusial.
Peran Pers yang Tak Tergantikan
"Fungsi pers tak tergantikan dalam menghadirkan informasi yang sahih di tengah publik," tegas Khozin. Ia meyakini bahwa meskipun media sosial menawarkan akses informasi yang luas, pers tetap memiliki peran vital dalam menyaring dan memvalidasi informasi tersebut sebelum disebarluaskan kepada masyarakat. Hal ini memastikan publik mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya.
Adaptasi Pers di Era Digital
Khozin juga mengapresiasi kemampuan pers Indonesia dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital yang pesat. Ia melihat adaptasi ini sebagai kunci keberlangsungan eksistensi pers di tengah persaingan dengan platform media sosial. Namun, ia juga menekankan tantangan dalam menciptakan model bisnis pers yang berkelanjutan di tengah penetrasi media sosial yang masif.
"Pers Indonesia berhasil beradaptasi dengan platform digital. Tantangannya, bagaimana menciptakan iklim bisnis pers yang kompatibel di tengah penetrasi media sosial yang cukup pesat," katanya. Ia mendorong pers untuk terus berinovasi dan mengembangkan model bisnis yang mampu bersaing sekaligus mempertahankan kualitas jurnalistik.
Dukungan Terus-Menerus untuk Pers Indonesia
Khozin berharap pers Indonesia dapat terus berkembang dan maju, baik dalam menjalankan fungsi sebagai pilar demokrasi maupun dalam mengembangkan aspek bisnisnya. Ia menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan bagi pers dalam menghadapi tantangan era digital. Kolaborasi antara pers dan warganet, menurutnya, merupakan kunci dalam menciptakan ekosistem informasi yang sehat dan demokratis.
"Semoga pers di Indonesia makin maju dan adaptif dengan perkembangan digital yang makin masif ini," tutup Khozin. Pernyataan ini mencerminkan harapan luas akan peran pers yang semakin kuat dan relevan dalam membentuk opini publik dan mengawal jalannya demokrasi di Indonesia.
Kesimpulan
Kesimpulannya, kolaborasi antara pers dan warganet dalam mengawal isu publik di era digital merupakan fenomena positif yang perlu terus didukung. Peran pers dalam memverifikasi informasi dan menerapkan prinsip jurnalistik yang baik tetap krusial. Tantangan ke depan terletak pada adaptasi model bisnis pers agar tetap berkelanjutan di tengah persaingan dengan platform media sosial. Dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, sangat penting untuk memastikan pers Indonesia dapat terus menjalankan perannya sebagai pilar demokrasi yang kuat dan terpercaya.